Pernah mendengar sesuatu mata air dapat menyembuhkan penyakit tertentu?
Di Perancis, tepatnya di Lourdes, banyak orang mengklaim telah sembuh dari berbagai penyakit usai minum dan mandi dari air yang mengalir dari mata air di Gua Massabielle.
Bunda Maria menampakkan diri di lokasi itu pada 25 Pebruari 1858. Banyak peziarah setelahnya berziarah ke lokasi tersebut dan melaksanakan perintah Bunda Suci Maria untuk minum dan mandi dari air tersebut.
Lalu di Sukabumi, tepatnya di Cisolok, Pelabuhan Ratu, ada sumber mata air panas yang memancar dari dalam perut bumi yang konon berkhasiat bisa menyembuhkan penyakit kulit.
Saya sendiri sudah lebih dari satu kali berkunjung ke sumber mata air Cisolok ini, bukan tujuan untuk kesembuhan penyakit namun hanya untuk melihat-lihat saja.
Bahkan ada yang mengklaim bisa menyembuhkan penyakit stroke.
Sumber mata air yang bisa menyembuhkan penyakit ini kini oleh sebagian orang sudah menjadi salah satu tujuan wisata seperti tujuan lainnya seperti melihat pantai, panorama yang indah, melihat pegunungan, dan sebagainya.
Dari sumber terbaru ditemukan di Kabupaten Malang, Jawa Timur, tepatnya di lereng Gunung Arjuno, terdapat dua mata air yang konon berkhasiat.
Masyarakat setempat menganggap dua mata air tersebut sebagai anugerah dari Tuhan Yang Maha Kuasa.
Di lokasi kedua sumber mata air tersebut terdapat Candi Sumberawan yang didirikan oleh Kerajaan Majapahit sebagai tempat ibadah.
Di sebelah barat Candi letaknya mata air Kamulyan, sedangkan di sisi timur candi, Sumber Kahuripan.
Uniknya kedua sumber mata air tersebut tidak pernah kering kendati pun sedang musim kemarau.
Wisatawan tak kunjung berhenti mengunjungi kedua sumber mata air tersebut.
Sumber Kahuripan dipercaya bisa menyembuhkan berbagai penyakit, sedangkan Sumber Kamulyan untuk meringankan hasrat orang, mulai dari mendapatkan jodoh dan lainnya.
Juru pelihara Candi Sumberawan, Dika Maulana, menjelaskan bahwa kedua sumber mata air tersebut bahkan sudah ada jauh sebelum tempat peribadatan Candi Sumberawan didirikan di masa pemerintahan Prabu Hayam Wuruk dari Kerajaan Majapahit.
Lebih lanjut Dika menjelaskan Candi Sumberawan kemudian tidak terawat dan baru ditemukan kembali tahun 1937.
Selain untuk tempat berwisata spritual, kedua sumber mata air tersebut juga dialirkan ke sejumlah kecamatan dan menjadi penyelamat di saat musim kemarau seperti sekarang ini.
