Mohon tunggu...
Rudy
Rudy Mohon Tunggu... Lainnya - Don't cry

Move on

Selanjutnya

Tutup

Worklife

Jangan Ditiru Ya, Lagi Ngetren di Cina Kenakan Pakaian 'Gembel' ke Kantor

24 April 2024   10:51 Diperbarui: 24 April 2024   11:11 144
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mengenakan piyama atau t-shirt di kantor, apakah Anda pernah melihat atau mendengar hal ini?

"Ah ada-ada saja, masak ke kantor pake pakaian lusuh....?"

Barangkali itu opini Anda yang muncul saat mendengar hal tersebut.

Selama ini kita beranggapan bahwa orang yang bekerja di kantor itu mengenakan celana panjang dan atasannya mengenakan jas warna hitam atau lainnya.

Atau setidaknya berpakaian rapi dengan model yang sesuai dengan gender si pekerja, lelaki atau wanita.

Fenomena menarik terjadi di Cina.

Dilansir dari CNBC, di Cina justru kini sedang ngetren para pekerja mengenakan pakaian "gembel" saat bekerja di kantor.

Yang bener?

Ya, di negeri Panda itu kini sedang ngetren para pekerja mengenakan piyama, pakaian lusuh, kaos, dan pakaian"gembel " lainnya.

Penyebabnya apakah karena mereka, para pekerja itu, miskin atau tidak mampu membeli pakaian yang rapi dan bersih?

Mungkin juga.

Selama beberapa bulan belakangan ini sejumlah media sosial di Cina telah memposting foto para pekerja kantoran yang mengenakan pakaian yang tidak sopan tersebut.

Pada akhir Pebruari 2024 yang lalu, Douyin (TikToknya Cina) mengunggah seorang pekerja kantor yang dimarahi bosnya karena mengenakan pakaian lusuh ke tempat pekerjaan.

Setelah postingan itu, ramai-ramai pekerja kantoran Cina lainnya berlomba-lomba mengenakan pakaian serupa saat bekerja di kantor.

Usut punya usut ternyata apa yang dilakukan oleh mereka itu adalah sebagai sebuah bentuk protes atau kondisi pekerjaan yang sejauh ini mereka terima, mulai dari jam kerja yang terlalu lama, upah rendah, kondisi tempat kerja yang buruk, dan sikap atasan yang tidak bijaksana.

"Memperoleh upah yang kecil, apalagi yang diharapkan dari pakaian saya?" Kata salah seorang netizen, Selasa (23/4/2024).

Sebuah media yang dikelola pemerintah Cina, People's Daily menyebutkan berpakaian gembel saat bekerja di kantor itu merupakan sebuah pencelaan diri sendiri.

"Selama mereka berpakaian sopan, tidak mempengaruhi orang lain, memiliki sikap kerja yang baik, tidak masalah," tulis media itu.

Tren aneh ini bukan pertama kalinya terjadi di Negeri Tirai Bambu tersebut.

Sebelumnya pernah terjadi dimana seorang pemuda bergaya hidup santai saat bekerja di kantor dengan harapan dia dipecat dari perusahaannya.

Si pemuda itu merasakan hidup penuh tekanan saat bekerja di perusahaannya itu.

Fenomena yang kini terjadi dimana generasi Z mengenakan pakaian yang lusuh saat ke kantor disebut-sebut karena mereka kecewa dengan kondisi perekonomian negara yang pudar dan tingkat pengangguran yang tinggi.

Bohan Qiu, pendiri Boh Project, mengungkapkan generasi Z itu berpikiran "untuk apa susah-susah kerja, masa depan suram"

Lebih lanjut Qiu merasa yakin fenomena berpakaian "gembel" saat bekerja di kantor akan terus berlanjut.

Bukan hanya berpakaian lusuh dari baju atau celana panjang, para pekerja itu bahkan ada yang mengenakan celana pendek, sendal, sepatu jelek, pakaian olahraga.

Kondisi itu diterima "asalkan terlihat keren"

Jangan dicontoh ya.

Kita di Indonesia jangan berpakaian yang tidak layak jika bekerja di kantor.

Kalau pun perekonomian sedang sulit dan keuangan kita sedang seret, berpakaian rapi dan bersih setidaknya harus dikenakan saat di kantor.

Apakah kita juga boleh meniru para pekerja di Cina tadi yang mengenakan pakaian buruk sebagai bentuk protes karena gaji yang rendah, kondisi kerja yang buruk, atau perlakuan bos yang buruk?

Masya Allah...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun