Mengintip Miduana, Desa Tersembunyi di Cianjur yang Penduduknya Memiliki Umur Panjang

Selamat Hari Ulang Tahun. Panjang umurnya.

Lagu ini sudah tidak asing lagi kita dengar yang dinyanyikan ketika merayakan hari ulang tahun seseorang.

Panjang umurnya panjang umurnya.... Serta mulia... Serta mulia...

Siapa yang tidak ingin umur panjang?

Baca juga: "Habis Gelap Terbitlah Terang" Jangan Menyerah, Majulah Terus Perempuan Indonesia

Umur panjang sangat diinginkan oleh manusia dimana pun.

Realistis, bahkan badan dunia PBB serta pemerintahan negara-negara di dunia termasuk Indonesia selalu mengupayakan untuk meningkatkan AHH (Angka Harapan Hidup) warganya.

Melansir Badan Pusat Statistik Indonesia, AHH penduduk Indonesia secara keseluruhan (rata-rata setiap propinsi) adalah 70,17 tahun untuk laki-laki dan 74,18 tahun untuk wanita (data tahun 2023).

Baca juga: 5 Alasan Klasik ART Tak Balik Lagi Setelah Mudik, Ada yang

Namun dari semuanya ada yang unik dan menarik dari suatu lokasi. Tepatnya di lokasi yang bernama Miduana, Kecamatan Naringgul, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat.

Kampung Miduana disebut juga oleh sebagian orang dengan "Kampung Panjang Umur"

Baca juga: Sulit Move On dari Liburan? Mungkin Kita Kena Post-holiday Blues

Hal tersebut dikarenakan di kampung ini banyak penduduknya yang centenarian atau berusia di atas 100 tahun.

Salah satunya adalah Mak Icih, seorang nenek yang berusia 112 tahun. 

Diketahui kemudian Mak Icih yang pada masa mudanya kerap bertani dan membuat kerajinan dari bambu itu, rahasia panjang umur dari Mak Icih adalah mengonsumsi banyak tumbuh-tumbuhan dengan jarang menikmati makanan kekinian.

Ada lagi kakek Sahria (151 tahun) yang mengungkapkan rahasia panjang umur di desanya, yaitu hanya makan nasi dan lalapan seperti dedaunan serta tanaman palawija lainnya. Talas atau singkong.

Miduana berasal dari kata midua yang artinya terbagi dua. Desa ini memang dipisahkan oleh dua sungai yaitu Sungai Cipandak Hilir dan Cipandak Girang.

Uniknya, penduduk desa Miduana ini merupakan keturunan Kerajaan Pajajaran yang sangat legendaris sebagai sebuah kerajaan yang ada di Sunda.

Pada waktu Kerajaan Sunda mengejar keturunan Kerajaan Pajajaran ini mereka mencari pemukiman baru untuk menghindari. Dan sampailah mereka di kampung Miduana sekarang ini.

Kendati sudah berusia di atas 100 tahun namun mereka masih kuat bekerja di sawah dan dalam kondisi sehat.

Mereka biasa berolahraga lainnya dengan naik turun gunung.

Selain pola makan, bergerak, penduduk Kampung Miduana juga selalu taat dengan pola hidup lainnya juga dan pola pikir.

Perpaduan dari pola-pola itu yang menjadikan penduduk Kampung Miduana sehat dan panjang umur.

Penduduk Kampung Miduana saat ini diperkirakan ada 374 jiwa yang 16 di antaranya berusia di atas 90 tahun.

Senada, dalam penelitian yang dilakukan UNPAD (Universitas Padjadjaran) Bandung ditentukan rahasia panjang umur dari penduduk Kampung Miduana ini.

Selain kearifan lokal yang dipegang teguh secara turun temurun membuat mereka menganut pola hidup, pola pikir, pola makan, membentuk penduduk Kampung Miduana komunikasi kesehatan yang baik.

Mereka misalnya kerap melakukan ritual tertentu yang dulu biasa dilakukan nenek moyangnya.

Selain pola pikir yang sehat, mengonsumsi hasil alam, berolahraga, alam yang asri dan indah juga membentuk masyarakat Kampung Miduana sehat dan panjang umur.

Patut dicontoh.

Kampung Miduana layak disejajarkan dengan zona biru.

Zona biru adalah wilayah di dunia yang penduduknya banyak orang berusia lanjut dan centenarian.

Mereka adalah Ikaria (Yunani), Semenanjung Nicoya (Kosta Rika), Loma Linda (California), Okinawa (Jepang), dan Sardinia (Italia)