Mohon tunggu...
Rudy
Rudy Mohon Tunggu... Lainnya - Don't cry

Move on

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Pamer Kekayaan Saat Mudik, Apakah Salah?

3 April 2024   10:25 Diperbarui: 3 April 2024   10:30 887
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bau masakan ibu (megapolitan.kompas.com)

Mudik ke kampung halaman, tradisi ini sudah turun-temurun dilaksanakan di Indonesia dan negara-negara lainnya.

Umat Muslim berbondong-bondong pulang ke kampung halaman mereka untuk merayakan Hari Raya Idul Fitri setahun sekali.

Mereka sungkeman kepada orangtua, bersilaturahmi dengan sanak saudara dan kaum kerabat.

Pada momen seperti inilah kota besar sepi terutama Jakarta karena ditinggal penghuninya ke kampung halaman.

Yang menarik pada tahun lalu Kompasiana menerbitkan Topik pilihan "memamerkan kekayaan di kampung halaman saat mudik Lebaran"

Mereka yang sudah lama berkecimpung di kota besar dan sudah lama tidak pulang kampung kini kehidupannya sudah lebih mapan dan berhasil.

Oleh karenanya dalam kesempatan mudik ke kota kelahirannya, mereka menggunakan mobil pribadi yang "wah" untuk pamer kekayaan di kampung.

Apakah fenomena memamerkan kekayaan ini salah adanya?

Siapa yang menilai kalau hal itu salah atau bukan?

Toh tidak ada salahnya.

Mereka yang berpikiran kondisi itu salah, karena mereka cemburu melihat si anu si anu kini sudah mapan, punya mobil.

Bagi sebagian orang lainnya pulang ke kampung halaman dimanfaatkan untuk memuaskan rindu kepada bau masakan ibu.

Betapa dia sewaktu dulu sering menghirup bau masakan yang dibuat ibu di kampung.

Betapa ibu membuat sop atau sayur lodeh, tahu/tempe goreng untuk makan sekeluarga.

Sementara dia yang karena sesuatu dan lain hal tidak dapat pulang kampung sekian lamanya karena bekerja di luar negeri, terpaksa menahan rindu menghirup bau masakan ibu.

Mereka homesick.

Homesick ini adalah rindu kampung halaman.

Homesick terjadi bukan saja menjelang hari-hari raya keagamaan seperti Idul Fitri atau Natal, namun bisa terjadi kapan saja.

Orang yang merantau di luar negeri misalnya terkadang mereka menangis jika melihat bendera merah-putih.

Homesick ini muncul karena mereka belum bisa adaptasi dengan lingkungan yang baru setelah sekian lama mereka meninggalkan kampung halamannya untuk berbagai tujuan.

Memamerkan kekayaan, mobil mewah, rumah mewah, uang banyak saat pulang kampung menurut psikolog kondisi itu untuk "mencap" status sosial mereka bahwa mereka sudah berhasil saat merantau.

Ada juga yang berpura-pura sudah kaya di rantau, mereka pulang kampung.

Bahkan beberapa di antara mereka ada yang memutuskan untuk tidak mudik karena belum berhasil di rantau.

Tidak ada yang salah dengan memamerkan kekayaan saat mudik.

Namun kondisi ini menimbulkan rasa inferioritas dan rasa iri serta merusak hubungan sosial antara si perantau satu dengan lainnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun