Secara kronologis, kata takbiran dalam Bahasa Indonesia berasal dari kata dasar takbir.
Ya, kata takbir dan takbiran sudah masuk dalam Kamus Bahasa Indonesia sebagai salah satu perbendaharaan bahasa.
Seperti kepada kata-kata lainnya.
Silahkan Anda lihat dalam Kamus Bahasa Indonesia, apa itu arti atau makna dari kata takbir dan takbiran.
Takbir atau takbiran terkait erat dengan Ramadhan dan Idul Fitri.
Yup, lantaran makna takbiran adalah membahana kan kemenangan dari ujian kesengsaraan.
Dalam membahana kan kemenangan dari ujian kesengsaraan itu mereka memukulkan bedug berkali-kali dan bertalu-talu sambil mengagungkan Allahuakbar Allahuakbar laillah laillah hai laulah... IlhamÂ
Ini adalah bahana dari kemenangan setelah umat Muslim melaksanakan perang melawan hawa nafsu selama bulan Ramadhan
Hawa nafsu dari menahan lapar dan dahaga serta hawa nafsu emosi dan kemarahan.
Esok akan tiba hari kebahagiaan dari kemenangan itu.
Oleh karenanya takbiran digelar pada malam hari sebelum keesokan harinya umat Muslim merayakan Lebaran.
Begitu berakhirnya puasa terakhir di bulan Ramadhan, mereka mulai melaksanakan takbiran tersebut sampai pagi.
Nyaris hampir setiap takbiran setiap tahunnya, saya sedang ada di kampung halaman.
Tentunya mengikuti arus mudik ke kampung halaman. Sebelum esoknya Lebaran, biasanya mereka sudah tiba di kampung halaman tercinta.
Kendati tidak bisa tidur karena suara takbiran dari bedug dan Allahuakbar Allahuakbar terus menerus sampai pagi, namun takbiran itu indah.
Mereka merayakan kemenangan dari ujian kesengsaraan.
Kesan yang sangat mendalam setiap tahunnya.
Terlebih jika suara bedug dan Allahuakbar Allahuakbar itu terdengar sayup-sayup dari kejauhan.
Menang. Ya, umat Muslim sudah menang dari ujian.
Selain di mesjid-mesjid, takbiran pun dilakukan secara berkeliling kampung atau kota di jalanan dengan menaiki kendaraan.
Lepas dari sejarahnya, takbiran memang indah dan sangat berkesan.
Dalam sejarahnya, takbiran ini bermula dari Nabi Ibrahim AS.
Ketika Nabi Ibrahim AS diberikan anak oleh Allah SWT, Nabi Ibrahim AS melaksanakan nazarnya dengan menyerahkan Ismail, anak semata wayangnya kepada Allah.
Ibrahim yang sangat menginginkan seorang anak, namun ketika anaknya itu lahir, justru diminta Allah SWT untuk dikorbankan.
Ini adalah ujian dari Allah SWT untuk mengetahui apakah Ibrahim tetap setia kepada Allah SWT dengan Allah justru meminta Ibrahim untuk mengorbankan anaknya.
Ketika Nabi Ibrahim AS hendak mengorbankan Ismail, seraya Ibrahim berdoa kepada Allah agar salah satu permohonannya dikabulkan oleh Allah SWT.
Pada saat itu Malaikat Jibril berkata kepada Ibrahim bahwa doanya akan dikabulkan oleh Allah SWT.
Malaikat Jibril itu lantas mengucapkan Allahuakbar Allahuakbar Allahuakbar...
Nabi Ibrahim lantas menimpali ucapan Malaikat Jibril itu dengan mengucapkan "Allahuakbar Allahuakbar wa ilahi Ilham..."
Ismail pun berucap "la illahu Wallahu Akbar..."
Ucapan itulah yang menjadi cikal bakal takbiran yang membahana hingga kini pada hari terakhir Ramadhan sampai pagi menjelang Lebaran keesokan harinya.
Pada biasanya takbiran ini dilakukan oleh anak-anak, remaja, dan pemuda di wilayah/kampung mereka.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI