Mohon tunggu...
Rudy
Rudy Mohon Tunggu... Lainnya - Don't cry
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Move on

Selanjutnya

Tutup

Ramadan

"Mulih Dilik", Berikut Sejarah Singkat Mudik di Indonesia

30 Maret 2024   10:10 Diperbarui: 30 Maret 2024   10:19 246
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mudik, atau pulang kampung.

Kata ini mulai panas didengungkan terutamanya mendekat Hari Raya Idul Fitri.

Seperti pada masa sekarang ini, ketika kita mulai memasuki 10 hari Ramadhan lagi.

Jika ditilik, kata mudik ini berasal dari bahasa Sunda atau Betawi.

Udik dalam Bahasa Sunda atau Betawi berarti kampung dalam Bahasa Indonesia nya.

Sedangkan mu bermakna melakukan atau melaksanakan.

Mudik mulih dilik artinya pulang sebentar.

Dalam konteksnya dengan Hari Raya Idul Fitri, mudik berarti pulang ke kampung halaman setelah berada di kota besar sekian lamanya dimana mereka bekerja atau mencari nafkah.

Jika kita mencari sejarahnya, di situ akan ditemukan bahwa mudik di Indonesia ini sudah ada sejak zaman Kerajaan Majapahit.

Seperti diketahui Majapahit merupakan kerajaan yang terbesar yang pernah ada di Indonesia.

Mereka menempatkan para duta besar nya di negara-negara atau wilayah taklukkan nya.

Pada kesempatan hari-hari tertentu para duta besar itu dipanggil pulang oleh raja.

Saat berkumpul dengan raja itu, mereka saling bersilaturahmi antar mereka dan raja.

Dalam kesempatan lainnya mereka juga mengunjungi makam keluarga mereka yang telah meninggal untuk sowan dan mendoakan leluhur mereka.

Terus berlangsung, mudik pada jaman kekinian mulai menjadi trend di masa pemerintahan orde baru pimpinan Presiden Soeharto.

Setelah negara kita hancur akibat perang saudara dan pada puncaknya pemberontakan G30S/PKI, Presiden Soeharto dengan orba nya mulai melaksanakan pembangunan di segala bidang.

Kota besar terutama Jakarta mulai dibangun infrastruktur, gedung-gedung perkantoran, perusahaan, gedung pemerintahan, dan sebagainya.

Untuk menjalankan roda ekonomi dan pembangunan itu tak lepas diperlukan SDM atau Sumber Daya Manusia, karyawan, pekerja, dan buruh/PRT.

Tak pelak mereka yang dari daerah-daerah terutama dari Jawa mulai urbanisasi ke Jakarta.

Nah, setahun sekali, di saat momen perayaan Hari Raya Idul Fitri, mereka ramai-ramai mudik ke kampung halamannya.

Itulah cikal bakal mulai trend nya mudik di Indonesia jaman kekinian hingga sekarang ini.

Seperti di negara kita, mudik dalam kaitannya dengan Hari Raya Idul Fitri juga ditemukan di negara-negara lainnya seperti di Malaysia, Turki, dan negara mayoritas Muslim lainnya.

Mirip dengan jaman dulu, mudik atau pulang kampung, tradisi ziarah kubur mendoakan leluhur mereka yang telah meninggal masih tetap dilakukan hingga kini.

Dan yang pasti mudik bertujuan selain untuk cuti panjang selama bekerja di kota besar, mereka juga akan bersilaturahmi kepada orang tua, kerabat, dan sanak saudara mereka di kampung.

Ditambah lagi dengan aktivitas lainnya.

Apa saja yang Anda lakukan ketika mudik dan sampai di kampung halaman?

Kumpul-kumpul keluarga besar, bagi-bagi angpao, atau berwisata?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun