Games 2022 sangat melenceng dari prakiraan banyak pengamat sepakbola.
Kekalahan Timnas Indonesia U-24 dari Taiwan U-24 di match day kedua cabor sepakbola putra AsianFaktor itu terutama karena Timnas Indonesia U-23 baru saja mencukur gundul Taiwan U-23 dengan skor tak tanggung-tanggung 9-0 tanpa balas di Kualifikasi Piala Asia U-23 2024 di Stadion Manahan Solo.
Media Vietnam bahkan menyebutkan kekalahan Indonesia itu dengan "gempa" terbesar Asia Tenggara.
Kendati memang negara-negara ASEAN lainnya kompak sama-sama menelan kekalahan di match day kedua tersebut.
Indonesia kalah 0-1 dari Taiwan lewat gol yang diciptakan oleh Chin Wen-yen di menit ke-47.Â
Sedangkan negara ASEAN lainnya. Myanmar kalah 0-4 dari Bangladesh di Grup A. Thailand di Grup E kalah 0-4 dari Korea Selatan.
Vietnam kalah 0-4 dari Iran.
Ya, mereka bertiga kalah identik dengan skor 0-4 dari lawannya masing-masing.
Tapi kekalahan Indonesia dari Taiwan itu disebutkan oleh media Vietnam sebagai "gempa" terbesar Asia Tenggara.
Selain faktor head to head dimana Indonesia lebih unggul dari Taiwan. Faktor lainnya yang membuat kaget adalah Taiwan belum pernah menang sekalipun di Asian Games sejak tahun 1958 atau 65 tahun yang lalu.
Jadi jelas kemenangan atas Indonesia pada laga yang digelar di Zhejiang Normal University East Stadium, Cina, Kamis (21/9/2023) Grup F itu merupakan kemenangan pertama Taiwan di Asian Games selama 65 tahun.
"Ini adalah kemenangan pertama kami di Asian Games selama 65 tahun, saya bangga dengan para pemain," kata Chen Jun-ming, pelatih Timnas Taiwan U-24, dilansir dari Gogoal.
Taiwan ikutan Asian Games sejak tahun 1954 saat masih menjadi bagian dari Cina.
Taiwan dua kali merebut medali emas cabor sepakbola putra yaitu pada Asian Games 1954 di Filipina dan 1958 di Jepang.
Semenjak saat itu dan ketika mereka bermain sudah dengan nama Chinese Taipei Taiwan belum pernah menang lagi, sampai kepada Asian Games Hangzhou 2022 yang menang atas Indonesia.
Lebih lanjut Chen Jun-ming mengatakan dia sangat terharu dan bangga kepada para pemainnya yang bisa menahan gempuran serangan Indonesia.
Menurutnya, sepakbola Taiwan sedang lesu belakangan ini. Kemenangan atas Indonesia sangat berarti dan memotivasi.
Gogoal menyebutkan begitu wasit Mohamed Javiz meniup peluit panjang, Chen Jun-ming dan sejumlah pemain Taiwan U-24 tak kuasa menahan tangis.
"Mereka menitikkan air mata," tulis Gogoal.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H