"KCIC (Kereta Cepat Indonesia Cina) tidak ada masalah. Presiden Jokowi direncanakan akan naik pertama kali pada 8 September," kata Luhut Binsar Pandjaitan, Menko Kemaritiman dan Investasi RI.
Proyek KCJB (Kereta Cepat Jakarta Bandung) hingga saat ini sudah hampir rampung 100 persennya.
Sebagai pengawas PT KCIC yang membangun kereta canggih tersebut, Luhut mengatakan Presiden Jokowi merupakan yang pertama naik KCJB alias menjajal kereta cepat tersebut.
Luhut mengatakan itu pada Selasa (29/8/2023) malam WIB di Gedung Sate Bandung.
Terlepas dari itu, dalam laporannya media asing mengungkapkan adanya kereta cepat tersebut bisa meningkatkan dunia usaha dan produktivitas perekonomian secara keseluruhan, namun manfaat itu bisa tertutupi karena nilai utang pembangunan proyek tersebut.
Proyek itu molor hingga menambah beban pengerjaan sebesar 1,2 milyar USD atau Rp 18,36 triliun (kurs Rp 15.300).
Tentunya nilai itu bukanlah sedikit yang membuat utang proyek semakin membengkak.
"Kendati bisa meningkatkan produktivitas perekonomian dan dunia usaha secara keseluruhan, namun di sisi lain utang pemerintah juga terus melonjak," tulis CNBC dalam laporannya, Kamis (13/8/2023).
Selanjutnya CNBC juga melaporkan PT KCIC sebelumnya sudah menerima pinjaman 4,55 milyar USD dari China Development Bank. Pada April lalu Indonesia juga kembali meminta loan tambahan sebesar 560 juta USD dari bank BUMN Negeri Tirai Bambu itu.
Tapi karena kian membengkak Presiden Jokowi setuju memakai dana negara untuk membantu pembiayaan proyek.
Tapi menurut para ahli situasi tersebut malah akan memperburuk kondisi finansial negara yang sudah membengkak akibat Pandemi.