"Tuyul siah...!"
Sewaktu kecil saya sudah mendengar dari warga sekitar tentang tuyul.
Tuyul ini merupakan sosok anak kecil berkepala gundul yang tugasnya mengambil uang milik orang lain.
"Orang itu memelihara tuyul," kalimat itu pernah saya dengar. Bocah gundul dipelihara seseorang.
Si bocah diperintahkan oleh si pemelihara untuk mencuri uang milik orang lain. Itu yang saya dengar.
Sedangkan di film-film kerap diceritakan warga melaporkan uangnya yang hilang, dari satu rumah ke rumah lainnya.
Percaya atau tidak si bocah gundul pencuri uang itu sudah menjadi cerita tersendiri di berbagai tempat.
Bahkan budaya sosial tentang keberadaan si bocah gundul itu telah menarik perhatian seorang antropolog asal Amerika Serikat, Clifford Geertz, untuk menelitinya.
Clifford Geertz memasukkan tuyul menjadi salah satu bagian tentang penelitian agama di masyarakat Jawa.
Kondisi tersebut termuat dalam buku yang berjudul "Agama Jawa: Abangan, Santri, Priyayi dalam Kebudayaan Jawa"
Dalam buku itu Geertz menuliskan jika tuyul dalam masyarakat Jawa itu sebagai makhluk halus yang bisa membuat orang yang memelihara nya menjadi kaya raya.