Â
Bahkan bisa jadi dikatakan, bahwa keputusan yang kau ambil itu, menjadi aib bagi keluarga. Tapi dengan sikap yang baik, tetap menjaga kesopanan, semua akan membaik seiring berjalannya waktu. Asal kau bisa membuktikan, bahwa dengan berubahnya dirimu, hidupmu jadi lebih terarah, lebih bahagia, dan lebih hormat pada mereka, terutama pada kedua orang tua.
Â
Tidak ada halangan untuk tetap berbakti pada mereka, meski telah berbeda keyakinan. Sebagai wujud terima kasih pada mereka yang telah melahirkan, merawat, serta mendidik hingga dewasa. Dan yang lebih penting lagi adalah, karena berbakti pada kedua orang tua adalah merupakan ajaran agama. Yang akan menjadi amal saleh sang anak, manakala dijalani dengan ikhlas dan mengharap pahala dari Allah Ta'ala.
Â
Berbakti kepada orang tua adalah sebuah amalan yang besar nilainya. Begitu juga sebaliknya, bisa jadi, azabnya di dunia.
Â
Kau telah menemukan dirimu. Dalam rinai hujan. Dalam hari yang haru. Hari itu, kau layaknya terlahir kembali, tanpa noda. Setelah dihapuskan segala salah dan dosa. Kau seputih melati. Harum mewangi. Menebarkan cinta. Menghiasi bumi. Menentramkan hati.
Sebuah cerpen dalam buku "Bidadari Dua Dunia" Karya RudiYT
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H