Kawan saya bilang, Dico memilih keluar dari Kendal karena ada mitos kuat yang beredar. Siapa saja yang ingin jadi bupati 2 periode di Kendal, akan bernasib buruk, kalah atau masalah. Ada juga beberapa tempat lain di mana mitos ini sangat dipercaya.
Popularitas Dico mau didongkrak dengan apa lagi? Mungkin dari follower Chacha, yang mantan artis dan dulu satu circle di geng Squad Girls bareng Nia Ramadhani. Chacha memang punya follower Instagram yang lebih dari sejuta, namun itu bawaan ketika ia masih menjadi aktris sinetron selama 5 tahun kontrak. Chacha, isteri Dico, pintar men-direct suaminya di depan kamera, sebagai pemandangan harmonis untuk para follower.
Chacha bahkan sering terlihat di video singkat, memeluk dan mencium Dico di akun Instagram Chacha. Ini akun Jakarta banget, kelas artis, nggak ada yang menyangka kalau Chacha adalah ketua PKK Kabupaten Kendal (sebagai istri bupati). Juga nggak ada semprit dari KPK, mengapa seorang isteri bupati bisa pasang link donasi untuk pembangunan masjid di Jepang. Itu rekening masuk ke mana?
Singkatnya, Chacha dan follower sebanyak itu, tidak seluruhnya orang Kendal. Bukan sesuatu yang bisa diandalkan sebagai penjamin mulusnya jalan Dico.
Yang paling dipamerkan di pemberitaan adalah keberhasilan Dico. Saya sebut dua di antaranya, yang akan membuat kita lebih bertanda tanya.
Pertama, dana SILPA Kabupaten Kendal 2023 masih tersisa Rp 103 miliar. Artinya ada dana segitu yang belum terpakai namun pekerjaan dianggap beres. Tanda pintar berhemat?
Butuh dana segitu untuk pembangunan di Kendal? Kawan saya cuma senyum sinis. Entah apa artinya.
Kedua, kemiskinan di Kendal turun. Saya bacakan angkanya. Kawan saya bilang ke saya, "Kamu tahu, di Jawa Tengah, kabupaten mana yang punya jumlah TKI paling banyak? Saya tentu tidak bisa menjawab. Indramayu, kemudian disusul Kendal.
Kalau Kendal menjadi kabupaten di Jawa Tengah yang menyumbang TKI terbanyak kedua setelah Indramayu, lalu kenapa mereka nggak kerja di Kendal saja?
Itu karena orang-orang lebih suka melabeli TKI sebagai pahlawan devisa, ditunggu uangnya, tetapi orang-orang yang ditinggalkan, jarang yang memikirkan bagaimana agar putra daerah bisa lebih banyak bekerja di daerahnya sendiri.
Selain itu, kawan saya membisikkan, kalau Dico sempat terlibat konflik dalam kasus tukar-guking. Salah satu orang yang dipenjarakan dalam kasus itu, dinyatakan meninggal, padahal belum terbukti bersalah.