“ Sebab engkau selalu merasa paling benar, merasa paling abid, merasa paling suci, sehingga engkau selalu menutup diri kepada orang-orang yang engkau anggap sesat, hina dan rendah ”, jelas makhluk itu.
Dan diapun tiba-tiba terbangun dari kantuknya, serta mendapati dirinya sedang duduk bersimpuh diatas sajadahnya.
“ Oh, astaghfirullah, astaghfirullah, astaghfirullah, ampunkan aku Yaa Allah, sungguh betapa celakanya aku bila memang derajatku disisi-Mu seperti itu, aku benar-benar telah salah melangkah, ampunkan aku Yaa Allah, ampunkan aku Yaa Allah, ampunkan aku Yaa Allah “, iapun meratap dan menangis pilu.
Sementara diluar terdengar adzan shubuh berkumandang dari masjid yang ada disebelah rumahnya, mengalun dengan indah, mengundang jiwa-jiwa yang rindu kepada Tuhannya agar segera bergegas menjemput seruan-Nya.
Jakarta, 04 November 2011
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H