Kemudian dilihatnya lagi seorang makhluk yang sangat indah bahkan lebih indah dari yang pertama dan cahayanyapun luar biasa terang benderang, terbang menghampirinya.
“Hei fulan, apakah engkau juga derajat ?”, tanyanya.
“Iya betul, aku adalah derajat”, jawab makhluk itu.
“Lalu derajat siapakah engkau, apakah engkau derajatku ?”, tanyanya lagi.
“Aku adalah derajat si Sariyem”, jawab makhluk itu.
“ Sariyem, janda tua penjual rujak uleg depan rumahku itu kah ?”, lagi-lagi ia bertanya.
“Iya betul”,jawab makhluk itu.
“Kalau si Sariyem yang cuman penjual rujak uleg itu dan juga aku lihat ibadahnya juga tidak terlalu istimewa saja derajatnya seindah itu, aku yakin derajatku pasti lebih indah dan lebih hebat dari dia”, gumamnya dalam hati. kemudian diapun bertanya lagi pada makhluk tersebut.
“ Kalau boleh aku tanya lagi, tahukah engkau dimana derajatku berada ?”, tanyanya.
“Oo, kau ingin mencari derajatmu, itu derjatmu ada disebelah sana”, jawab makhluk itu sambil menunjuk ke suatu tempat.
Lalu terbanglah dia menuju ketempat yang ditunjukan oleh si mkhluk tersebut. Dilihatnya disitu seorang makhluk yang berwajah kusam, kumal dan acak-acakan terbang menghampirinya.