Mohon tunggu...
AWALUDDIN
AWALUDDIN Mohon Tunggu... -

Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Makassar

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Antara Imajinasi, Kemerdekaan, dan Pendidikan

9 Januari 2018   14:22 Diperbarui: 9 Januari 2018   15:22 644
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Kedua, akan tercipta manusia kurang percaya diri, menjadi manusia lemah lagi bodoh. Kalah sebelum bertanding, tumbang sebelum ditebang.

Pentingnya pendidikan berbasis imajinasi

Pendidikan yang menekankan pada pembelajaran imajinasi akan membuat siswa menjadi manusia yang merdeka dalam berfikir dan bertindak.

Kemerdekaan kecil yang akan didapatkan adalah mampu menciptakan pandangan hidup mereka kedepan walau masih bersifat abstrak, disamping itu anak-anak yang memiliki daya imajinasi akan memiliki kebiasaan bersosialisasi di sekolah dan masyarakat yang lebih baik. Seperti yang dikemukakan oleh seorang psokologi dari Yale University, Dorothy Singer mengatakan bahwa anak-anak yang aktif berimajinasi cenderung lebih cerdas dan mudah bersosialisasi saat berada di sekolah.

Dengan berimajinasi, anak akan melibatkan kapasitas otaknya, sehingga kecerdasaan otak lebih terasah. Dalam berimajinasi, tentu saja seorang anak sering kali memainkan peran sebagai tokoh tertentu yang tidak selalu sama, sehingga dalam realisasi sehari-hari seorang anak akan lebih mudah berkomunikasi.

Memerankan perannya sebagai anak, teman bahkan inu atau guru. Sang anak juga memiliki banyak cerita berkaitan dengan imajinasinya yang memudahkannya berceloteh, ngobrol dengan temannya dan lingkungan sosialnya. Semua ini akan memudahkan anak untuk memecahkan suatu persoalan karena akan memiliki sudut pandang yang berbeda atas suatu masalah berdasarkan pengalaman dan kemampuan imajinatif.  

Bergabungnya daya imajinasi, kemerdekaan berpikir, dan pendidikan akan melahirkan generasi emas bangsa sekali lagi. Sebuah upaya perbaikan bangsa harus dimulai dari kemampuan sumber daya manusianya, sebagaimana negeri Jepang yang hancur porak poranda setelah dibom lalu memperbaiki Sumber Daya Manusianya (SDM) dengan memperbaiki sistem pendidikan yang berorientasi pada penghargaan terhadap karya anak dan pendidikan berbasis imajinatif.

Di Jepang, banyak Sekolah Dasar yang temboknya penuh dengan tulisan siswanya atau karya seluruh anak di pajang di dalam kelas tanpa membedakan karya yang baik dan kurang baik, sehingga melahirkan generasi yang  maju dalam berfikir, percaya dalam bertindak, dan mengapresiasi sebuah proses serta hasil.

Imajinasi adalah api penyemangat bagi siswa, sehingga pendidikan dan imajinasi tidak boleh dipisahkan. Memisahkan antara imajinasi dan pendidikan sama saja mematikan kemerdekaan berpikir siswa dan akan menimbun kreativitas anak bangsa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun