Mohon tunggu...
Rudi Irnawan
Rudi Irnawan Mohon Tunggu... pegiat sosial -

Pegiat Sosial

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Sukarno dan Rizal Ramli, Pengobar Semangat Kritisisme Massa Rakyat Melawan Neokolonialisme, Pejabat Korup dan Asing

3 Januari 2016   15:02 Diperbarui: 3 Januari 2016   17:23 70
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Bangsa ini sudah terlalu ribet dengan berbagai persoalan. mulai harga cabai sampai persoalan utang luar negeri yang begitu besar. belum lagi soal fundamentalisme aliran, soal ego kelompok, dan lain sebagainya.

Tidak cukup hanya bermodalkan baik saja dalam memimpin republik ini jika memimpikan perubahan kearah yang lebih adil dan beradab. Bangsa ini butuh pemimpin yang visioner, butuh pemimpin yang berani, tegas dan kredibel.

Karena problem yang begitu akut tersebut, kalau ada sosok pemimpin yang mempunyai karakter kepemimpinan visioner, berani, tegas dan kredibel. Maka itu kategori pemimpin “GILA”.

“Ya.. gila diantara pemimpin yang biasa-biasa saja”, gila bukan berarti dalam definisi fisik dan kejiwaan medis. Namun gila dalam konteks berani melawan kekuatan arus carut marut yang ada”.

Sukarno, bapak revolusi kemerdekaan kita dalam sejarahnya pun menjadi sosok pemimpin yang visioner, berani dan tegas. Bung karno konsisten melawan kaum kolonialis waktu itu, beliau sebagai pejuang sejati dan dengan orasi-orasi politiknya, mampu mengkonsolidasikan dan menggobarkan semangat massa rakyat..

"Tuhan tidak merubah nasib suatu bangsa sebelum bangsa itu merubah nasibnya sendiri" (Soekarno)

“Kita bangsa besar, kita bukan bangsa tempe. Kita tidak akan mengemis, kita tidak akan minta-minta, apalagi jika bantuan-bantuan itu diembel-embeli dengan syarat ini syarat itu! Lebih baik makan gaplek tetapi merdeka, daripada makan bistik tapi budak." (Soekarno)

Dengan semangat optimisme dan kemerdekaan itu, perjuanganpun membuahkan hasil, 1945 Bangsa ini merdeka. Perjuangan yang tidak sia-sia. Dan menjadi amanah untuk segenap rakyat Indonesia agar menjaga dan mengisi kemerdekaan itu.

“Perjuanganku lebih mudah karena mengusir penjajah, perjuanganmu akan lebih sulit karena melawan bangsamu sendiri."(Sukarno)

Tidak menyangka, bangsa Indonesia hari ini masih ada sosok penerus amanah Sukarno itu. Bukan bermaksud menyanjung atau memuji. Namun apakah ini hanyalah kebetulan dari sebuah proses perjalanan sejarah bangsa, atau memang begitulah takdir sebuah dialektika dari siklus sebuah sejarah.

Ya.. salah satunya kami meyakini sosok “Rizal Ramli” yang sampai hari ini kami melihat tetap konsisten dan memegang teguh amanah Sukarno itu. Dengan penuh keberanian, tegas dan tajam. Sosok “Rizal Ramli” hadir dengan terus menggelorakan dan membangunkan spirit Sukarno. Kalau dulu Sukarno lebih kepada pencapaian “kemerdekaan”, hari ini Rizal Ramli lebih kepada pencapaian “perubahan” menuju tatanan berbangsa dan bernegara yang betul-betul adil dan beradab.

Sudah banyak contoh aksi-aksi seorang Rizal Ramli yang mencerminkan penerus amanah Sukarno itu, kita tidak sulit mencari kiprah-kiprah Rizal Ramli, bahkan cukup faktual dan begitu dekat kekinian.

Contoh saja aksi “Rizal Ramli” dengan jurus rajawali ngepretnya, beliau menjadi penggugah kembali kritisisme massa rakyat untuk bersama-sama melawan para pejabat korup, para pejabat komprador (antek) asing dan melawan penjajahan gaya baru yang disebut neokolonialisme neoliberalisme.

Kepretan Rizal Ramli yang begitu keras ke Freeport beserta antek-anteknya menjadi simbol pengobar semangat massa rakyat untuk kembali melawan, bahwa kita anti neokolonialisme yang hari ini perilaku itu ditunjukkan secara terang benderang oleh Freeport, dengan mengeruk SDA (Sumber Daya Alam) tanah Papua tanpa adil dan bermartabat.

“Freeport harus mau memenuhi tuntutan kita, kita tidak ingin nasionalisasi, tapi kalau Freeport tidak mau renegosiasi, Freeport harus serahkan ladang emas dan tembaga itu pada kita” (Rizal Ramli)

"Ini pejabat perusahaan atau pejabat negara Republik Indonesia?.. Nama tidak penting, pejabat yang kita musuhi karena perilakunya, bukan orangnya”. (Rizal Ramli)

Belum lagi soal pengobaran semangat melawan para penguasa-penguasa korup dinegeri ini. Kami contohkan saja soal “PENGPENG”. Bagaimana seorang Rizal Ramli dengan tajam menyimpulkan bahwa sumber KKN dinegeri ini akibat ulah penguasa yang masih berperilaku pengusaha. Seorang Rizal Ramli mencoba membuka mata dan semangat massa rakyat, bahwa negeri ini telah dirusak bangsamu sendiri, yakni PENGPENG itu.

"Banyak pejabat merangkap jadi pengusaha, atau "PENGPENG". Dwingfungsi "PENGPENG" merugikan negara dan rakyat, dan mengkhianati amanah reformasi. Orang tidak penting, tapi kelakuan harus berubah,". (Rizal Ramli)

Itulah beberapa kesamaan-kesamaan Sukarno dan Rizal Ramli, beliau berdua sama-sama pengobar semangat rakyat untuk melawan neokolonialisme, pejabat korup, dan komprador-komprador asing dengan era dan masanya yang berbeda.

“Bangsa yang tidak percaya kepada kekuatan dirinya sebagai suatu bangsa, tidak dapat berdiri sebagai suatu bangsa yang merdeka. (Sukarno)

“Bangsa ini tidak boleh terus bergantung pada negara lain dan merasa minder serta takut terhadap negara lain. Bangsa ini harus menunjukkan jati dirinya yaitu bangsa yang unggul, bangsa pemenang”. (Rizal Ramli)

“Kita Belum Hidup Dalam Sinar Bulan Purnama, Kita Masih Hidup Di Masa Pancaroba, Tetaplah Bersemangat Elang Rajawali “. (Pidato HUT Proklamasi, 1949 Soekarno)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun