Mohon tunggu...
Tubagus Adhi
Tubagus Adhi Mohon Tunggu... Wiraswasta - wartawan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

wartawan senior anggota PWI

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Setelah Presidensi G20 di 2022, Indonesia Ketuai ASEAN 2023, Bagaimana Tantangannya?

5 September 2022   12:05 Diperbarui: 5 September 2022   12:19 543
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Meski begitu posisi Indonesia telah sejajar dengan China dan India yang pertumbuhan ekonomi negaranya selalu di atas rata-rata perekonomian global. Sementara negara-negara maju lainnya biasanya memiliki tren yang fluktuatif.China, India dan Indonesia menjadi tiga negara yang memimpin dengan perekonomian global. Khususnya Indonesia yang dalam 15 tahun terakhir yang memiliki pertumbuhan di kisaran 5 persen hingga 6 persen.

Indonesia ditetapkan sebagai Presidensi G20 Tahun 2022 pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 ke-15 Riyadh, Arab Saudi, pada tanggal 22 November tahun lalu. Serah terima dari Presidensi G20 2021, yaitu Italia, ke Indonesia, sudah dilakukan pada KTT G-20 yang digelar Oktober 2021 di Roma, Italia. Setiap tahunnya para negara anggota G20 bergilir untuk menjadi tuan rumah rangkaian kegiatan pertemuan organisasi tersebut. Ini merupakan kali pertama Indonesia terpilih sebagai Presidensi G20 sejak dibentuknya G20 pada tahun 1999.

Presidensi G20 Indonesia meliputi persiapan dan penyelenggaraan rangkaian pertemuan Presidensi G20 Indonesia pada tahun 2021 dan tahun 2022, yang terdiri atas pertemuan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT), pertemuan tingkat Menteri dan Gubernur Bank Sentral, pertemuan tingkat Sherpa, pertemuan tingkat Deputi, pertemuan tingkat Working Group, pertemuan tingkat Engagement Group,  program Side Events, dan program Road to G20 Indonesia 2022.

Puncak pertemuan G20 yang mengusung tema "Recover Together, Recover Stronger", akan diselenggarakan November 2022 mendatang di Nusa Dua, Bali, kepala negara dan kepala pemerintahan dari 19 negara serta satu kawasan ekonomi. Yakni, China, Indonesia, Afrika Selatan, Amerika Serikat, Arab Saudi, Argentina, Australia, Brasil, India, Inggris, Italia, Jepang, Jerman, Kanada, Meksiko, Republik Korea, Rusia, Perancis, serta Turki dan Uni Eropa.

Kepercayaan yang diberikan kepada Indonesia, sekali lagi, menjadi bukti kuatnya perekonomian Indonesia. Sejauh ini Indonesia terus memperkuat kerja sama internasional di berbagai sektor untuk mendorong ekonomi nasional tumbuh menguat. Dalam beberapa kesempatan, selain menerima kunjungan sejumlah delegasi terkait perekonomian dari negara lain, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto juga melakukan kunjungan keluar negeri untuk mempererat kerja sama khususnya di sektor ekonomi.

Tidak hanya dengan pihak pemerintah negara lain, Indonesia juga menguatkan kerja sama dengan pihak swasta dari luar negeri. Dalam dua pekan terakhir, Kemenko Perekonomian melakukan dua pertemuan penting terkait peningkatan kerja sama ekonomi di ASEAN. Yakni, dengan United States ASEAN Business Council (US-ABC), dan European Union-ASEAN Business Council (EU-ABC).

Dalam pandangan penulis, kedua pertemuan strategis tersebut tetap berhubungan dengan Presidensi G20 Indonesia dan Keketuaan Indonesia di ASEAN tahun 2023. Pertemuan-pertemuan tersebut pada akhirnya memang bermuara pada upaya pemulihan ekonomi Indonesia pasca pandemi, reformasi struktural melalui Undang Undang Cipta Kerja, low carbon economy, hilirisasi komoditas industri nikel, hingga percepatan penyelesaian perundingan Indonesia European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (IEU-CEPA).

Oleh karenanya tidak mengherankan jika pertemuan tersebut juga dihadiri sektor swasta yang tergabung dalam EU-ABC. Mereka diminta untuk turut berpartisipasi dan berkolaborasi guna memberikan manfaat nyata dalam Presidensi G20 Indonesia.

Kita ketahui bahwa delegasi asing mengpresiasi Indonesia atas keberhasilan penanganan pandemi Covid-19 dan capaian positif perekonomian Indonesia yang tumbuh sebesar 5,44% di Q2-2022. Selain itu, adanya dukungan kepada Indonesia dalam proses reformasi struktural melalui Undang-Undang Cipta Kerja dengan harapan bisa meningkatkan iklim investasi di Indonesia, khususnya melalui sistem Online Single Submission Risk Based Approach yang terintegrasi untuk memudahkan perizinan berusaha.

Perlu dicatat bahwa delegasiu asing mengakui sangat menantikan Keketuaan Indonesia ASEAN tahun depan karena Indonesia merupakan salah satu negara kekuatan ekonomi ASEAN. Untuk itu, semoga ekonomi di ASEAN dapat terus berkembang dan terintegrasi dalam kepemimpinan Indonesia.

Tak bisa dipungkiri bahwa kerja sama erat Indonesia dengan negara-negara lain di dunia turut menciptakan tren positif pemulihan di berbagai sektor yang terdampak selama pandemi Covid-19. Demikian juga dengan Jepang, salah satu negara berpengaruh di G20. Total nilai perdagangan Indonesia dengan Jepang pada tahun 2021 tercatat sebesar USD32.5 miliar dan nilai investasi Jepang pada tahun 2021 mencapai USD23 miliar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun