Praktik baik ini berdasarkan Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) yang sudah saya lakukan di SMPN 1 Dua Koto Kab. Pasaman dalam kegiatan Program Profesi Guru Dalam Jabatan (PPG Daljab) tahun 2022 di Universitas Negeri Malang. Praktik baik ini saya jabarkan dengan metode STAR (Situasi, Tantangan, Aksi, dan Refleksi Hasil dan Dampak).
Latar belakang permasalahan pada kegiatan PPL aksi 2 ini yang menjadi SITUASI adalah sebagai berikut: 1) Nilai kompetensi numerasi peserta didik dari hasil Asesmen Nasional Berbasis Komputer (ANBK) tahun 2021 berada pada kategori di bawah kompetensi minimum dengan nilai 1,6 dari nilai maksimal 3,0. 2) Sebagian besar peserta didik tidak bisa menggunakan prosedur matematika yang benar dalam menyelesaikan soal-soal materi hitungan pada materi listrik dinamis. 3) Peserta didik tidak mampu memaknai angka-angka yang muncul pada materi konsep listrik dinamis dalam upaya penghematan listrik dalam kehidupan sehari-hari
Dari ketiga poin di atas dapat dijelaskan bahwa selama ini rendahnya kemampuan numerasi peserta didik dalam pembelajaran IPA karena proses pembelajaran yang tidak membiasakan peserta didik untuk menyelesaikan permasalahan yang kontekstual. Pembelajaran listrik dinamis masih berupa materi yang abstrak yang belum bisa memacu pembelajaran HOTS dan kemudian pembelajaran cenderung berpusat kepada guru.
Praktik pembelajaran ini menurut saya penting untuk dibagikan karena kemampuan numerasi adalah salah satu kemampuan dasar yang harus dikuasai oleh peserta didik, sehingga saya juga berperan dalam peningkatan kemampuan numerasi peserta didik khususnya dalam pembelajaran IPA. Selanjutnya, banyak rekan-rekan sejawat yang mengalami permasalahan yang sama dengan permasalahan yang saya alami, sehingga praktik ini diharapkan selain bisa memotivasi diri saya sendiri juga diharapkan bisa menjadi referensi atau inspirasi bagi rekan guru lain.
Dalam praktik baik ini, sebagai guru saya mempunyai tanggung jawab untuk melakukan proses pembelajaran ini secara efektif, dengan menggunakan metode, media, dan model pembelajaran yang tepat dan inovatif sehingga mampu meningkatkan kemampuan numerasi peserta didik.
TANTANGAN yang dihadapi adalah, 1) Guru belum terbiasa melakukan pembelajaran dengan model PJBL, 2) Peserta didik belum pernah melaksanakan pembelajaran dengan model PJBL, 3) Ketika peserta didik dihadapkan dengan suatu permasalahan, peserta didik belum mampu bekerja secara mandiri (masih perlu bimbingan), 4) Peserta didik masih kesulitan untuk merumuskan solusi yang berupa situasi dalam bentuk atau secara matematis dengan menggunakan representasi yang sesuai, 5) Bahan ajar, media ajar, dan sarana pendukung yang tersedia kurang beragam, 6) Kurangnya soal-soal HOTS dilatihkan kepada peserta didik untuk melatih kemampuan numerasi.
Dilihat beberapa tantangan tersebut bisa disimpulkan bahwa tantangan yang dihadapi melibatkan guru dari sisi kompetensi yang harus dimiliki guru yaitu kompetensi pedagogik dan profesional. Kemudian dari sisi peserta didik adalah kemampuan dasar dalam menghadapi masalah khususnya yang berkaitan dengan kemampuan numerasi dan motivasi belajar terutama dengan penggunaan model PJBL.
Tantangan harus segera diatasi, sebab jika tidak akan sangat mengganggu proses belajar selanjutnya. Adapun langkah-langkah yang saya lakukan dalam melakukan AKSI adalah sebagai berikut:Â
1) Pemilihan masalah pembelajaran yang kontekstual tentang listrik dinamis pada materi energi dan daya listrik yaitu masalah kenaikan tagihan biaya listrik,Â
2) Pemilihan model pembelajaran yang tepat sesuai dengan masalah yang akan diselesaikan. Saya memilih menggunakan model PJBL karena pada beberapa sintaks dapat dimasukkan komponen peningkatan kemampuan numerasi peserta didik yaitu pada sintak mengajukan pertanyaan, mendesain perencanaan proyek, dan menguji coba proyek pada model PJBL. Pada sintaks mengajukan pertanyaan peserta didik mengajukan berbagai pertanyaan tentang permasalahan kenaikan biaya listrik. Selanjutnya pada sintaks mendesain perancangan proyek, peserta didik mengaitkan konsep penghematan energi listrik secara matematis dengan rangkaian listrik. Setelah itu peserta didik melakukan uji proyek dengan cara menguji kembali hasil penghitungan biaya listrik pada skema rangkaian dalam rangka mengatasi permasalahan biaya listrik.Â
3) Penyusunan perangkat pembelajaran sesuai model PJBL.Â
4) Membuat dan memberikan soal-soal yang menerapkan kemampuan numerasi kepada peserta didik.
Yang terlibat dalam melaksanakan aksi ini, saya sendiri sebagai guru, peserta didik, dosen pembimbing, guru pamong, rekan-rekan sesama peserta PPG, kepala sekolah, dan guru di sekolah tempat pelaksanaan praktik. Sumber daya atau materi yang diperlukan dalam kegiatan praktik ini adalah materi terkait model PJBL, kemampuan numerasi, dan materi listrik dinamis yang saya dapatkan dari buku, jurnal, dan  referensi di internet.
Dari HASIL REFLEKSI DAN DAMPAK, penggunakan model pembelajaran PJBL yang saya terapkan pada kegiatan PPL ini memberikan beberapa dampak antara lain, 1) Adanya peningkatan kemampuan numerasi peserta didik yang dilihat dari hasil instrumen observasi kemampuan numerasi peserta didik sebagai berikut:
2) Peserta didik mulai memahami alur kegiatan PJBL, sehingga peserta didik mulai aktif dalam menemukan pertanyaan dan solusi dari suatu permasalahan dengan hasil karya sebagai berikut:Dari segi pelaksanaan dalam pembelajaran belum terlalu efektif, karena keterbatasan waktu yang tersedia. Hal ini terjadi karena peserta didik dan guru belum terbiasa dalam menggunakan model PJBL. Sehingga dalam pembelajaran tidak semua peserta didik dapat menampilkan karya mereka di depan kelas. Namun, respon peserta didik dalam belajar dari hasil refleksi yang saya lakukan peserta didik merasa antusias dalam belajar. Antusias peserta didik muncul karena peserta didik ditempatkan sebagai subjek pembelajaran, sedangkan guru hanya sebagai fasilitator. Antusiasme peserta didik dapat dilihat dari aktivitas peserta didik selama pembelajaran dan keaktifan peserta didik dalam bertanya. Terakhir, yang menjadi faktor penentu keberhasilan strategi yang dilakukan adalah guru sebagai fasilitator dalam pembelajaran dan partisipasi peserta didik sebagai subjek pembelajaran.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H