Mohon tunggu...
RUDI HARTANTO
RUDI HARTANTO Mohon Tunggu... -

Masih mencari bentuk

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kisah Seorang Pawang Pengusir Hujan

4 Januari 2012   11:52 Diperbarui: 25 Juni 2015   21:20 478
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1325677816241533473

Sebut saja namanya Haji Sarkam. Namanya jelas-jelas tertera di kartu namanya Haji Sarkam, Pawang Pengusir Hujan. Dalam setiap kesempatan Haji Sarkam selalu menyatakan dengan yegas kalau dirinya adalah Pawang Pengusir Hujan. Sekali lagi PAWANG PENGUSIR HUJAN.

Walaupun begitu nama Haji Sarkam sebagai Pawang Pengusir Hujan tidaklah terlalu kesohor di kampungnya. Rupanya para tetangganya kurang meyakini kemampuan Haji Sarkam sebagai Pawang Pengusir Hujan. Padahal hampir setiap hari berdatangan orang-orang dari luar kampungnya dengan tujuan untuk memakai jasa Haji Sarkam sebagai Pawang Pengusir Hujan pada saat mereka akan mengadakan sebuah hajatan seperti khitanan, pernikahan, launching produk, sampai selamatan promosi jabatan.

Dari profesinya tersebut, Haji Sarkam dan istri bisa menunaikan rukun Islam yang kelima yaitu pergi haji ke tanah suci Mekah. Selain itu rumah haji Sarkam hampir tiap tahun melakukan renovasi menjadi lebih megah. Tetapi tetap saja oraang-orang di kampungnya tidak percaya dengan kemampuan Haji Sarkam.

"Mana bisa si Sarkam yang dulunya jadi bahan olokan orang-orang sekampung punya kemampuan seperti itu " begitulah celotehan beberapa tetangganya yang mengaku sebagai teman sepermainan Haji Sarkam sewaktu kecil. Bagaimana ceritanya Haji Sarkam bisa kemampuan tersebut ? hanya Haji Sarkam yang bisa menjawabnya walaupun ada yang mengatakan Haji Sarkam pernah menghilang dan berguru ilmu kebatinan di Sukabumi.

Tetapi lama kelamaan ketidakpercayaan orang-orang kampung terhadap kemampuan Haji Sarkam luntur juga. Hal ini disebabkan oleh beberapa kejadian. Ada beberapa hajatan yang diselenggarakan di kampung tersebut gagal total gara-gara hujan datang dengan derasnya. Bahkan pernah terjadi dimana bertepatan dengan sebuah hajatan, kampung Haji Sarkam kebanjiran karena hujan datang sepanjang hari. Padahal hajatan tersebut telah menggunakan jasa Pawang Hujan  yang konon tersohor dengan tarif yang tidak murah pula.

Akhirnya ada juga seorang tetangga Haji Sarkam yang ingin coba-coba menggunakan jasa Haji Sarkam pada acara pernikahan putrinya. Dengan sedikit malu-malu karena tetangganya inilah yang sering bicara macam-macam tentang Haji Sarkam, datang bertamu ke rumah Haji Sarkam.

" Assalamualaikum Pak Haji "

" Wa alaikumussalam. Eh elu Din. Silahkan masuk. Ada apa nih? "  tanya Haji Sarkam dengan ramahnya kepada Budin tetangga sebelahnya.

" Begini Pak Haji. Kebetulan seminggu lagi ane punya gawe. Mau nikahin si Dorothy"

" Alhamdulillah. Berita bagus. Emangnya cowok mana yang mau menikain anak Lu, Din "

" Ya ane bersyukur, akhirnya anak pertama gue dapat jodoh juga. Calon lakinya teman kuliahnya Dorothy. Namanya Dur Rahmat. Mereka dah lama pacaran. "

" Oooo gitu, Din. Trus apa yang bisa ane bantu ? "

" Begini Pak Haji. Selain ijab qabul, ane dan calon besan dah sepakat untuk menyelenggarakan akad nikah pada hari yang sama. Ya pesta kecil-kecilan lah Pak Haji "

" Trus... "

" Maksud ane datang dimari. Ane mau minta tolong Pak Haji supaya pas hajatan tersebut kagak ada hujan. Karena ane dengar dari para tetangga kalau Pak Haji punya kemampuan mengusir hujan dan banyak dipakai oleh banyak orang. Yaaaa biar tamu undangan pada hadir pada acara  akad nikah Dorothy "

" Maksud elu biar tamu yang diundang bisa datang ama amplopnya sekalian buat balik modal ya Din hahahaha "

" Ahhhh Pak Haji bisa aja hehehehe. Jadi gimane Pak Haji ? "

Haji Sarkampun diam sejenak. Kemudian berkata,

" Bismillahirrohmanirrohim ane bantu lu Din. Cuma-cuma... Ya hitung-hitung nyenangin hati Dorothy dan lakinye. "

" Cuma-cuma, Pak Haji ? "

" Ya cuma-cuma alias gratis hehehehe "

" Alhamdulillahhhhhh... terima kasih Pak Haji "

Segeralah Budin menyalami haji Sarkam sebagai ungkapan terima kasih.

Hari=hari yang ditunggu-tunggu datang juga. Tanpa banyak gaya dan bikin perhatian orang, Haji Sarkam menjalankan tugasnya. Benar saja... Pas hari H, hari cerah sekali. matahari menampakkan senyumnya dan senyum itu menular ke Budin dan keluarganya. Tamu yang diundang datang semua dan tak henti-hentinya suguhan acara hiburan berlangsung sampai malam hari tanpa ada setetespun air hujan yang turun walaupun pada hari sebelumnya awan mendung sempat membuat kuatir dan menambah ketidakyakinan Budin atas kemampuan Haji Sarkam. Kesimpulannya adalah acara berlangsung sukses.

Selesaikah ceritanya sampai disini? Tidak ! Bukan hanya hari H saja tidak hujan tetapi sampai 5 hari berikutnya tidak hujan. Matahari makin unjuk gigi dengan panas teriknya sehingga membuat orang kampung mudah letih kepayahan karena dehidrasi. Ini bukan hanya terjadi pada siang hari, malam haripun panasnya udara membuat orang-orang kampung Haji Sarkam tidak nyaman tidurnya. Bahkan ada yang buka baju dan tidur di lantai.

Kejadian 5 hari tersebut menjadi gosip baru bagi Budin. Kepada para tetangga, Budin mengatakan kalau ini adalah ulah Haji Sarkam dan bukti kalau Haji Sarkam bukanlah pawang hujan yang mumpuni. Dari mulut ke mulut makin meluasnya gosip miring tersebut. Pada akhirnya, penduduk kampung tersebut dipimpin Budin  sepakat untuk mendatangi kediaman Haji Sarkam untuk meminta tanggung jawab haji Sarkam.

" Kam, Sarkam... dimana lu " teriakan penduduk kampung tanpa rasa hormat lagi.

Keluarlah Haji Sarkam dari dalam rumahnya.

" Assalamualaikum semuanya. Wahhhh banyak saudara ane yang silaturahim ke rumah ane. Silahkan masuk... "

" Ahhh udahlah ga usah banyak omong lu Kam. Kami ingin melakukan gugatan ma ente "

" Gugatan ? Kayak pengadilan aje. Ada apa nih "

" Gara-gara lu, kampung kita kepanasan "

" Kepanasan? Kok ane yang disalahin "

" Iye ente pantes disalahin. Gara-gara perbuatan ente udah 5 hari kampung ini kepanasan karena ga ada hujan yang datang. "

" Ahhh lantas hubungannya apa antara ga datang hujan ama ane. Macem-macem aje kalian hehehehe " ujar Haji Sarkam dengan santainya.

" Ahh elu Kam masih aja berkelit. Lah elu khan yang membuat kampung ini kagak kedatangan hujan. "

" Maksudnya ? "

" Lah elu khan yang jadi pawang hujan pada acara nikahannya si Dorothy. Gara-gara elu tuh maka kagak ada hujan di kampung kita sampai 5 hari "

" Hahahhaha ane makin kagak ngerti aje "

" Lah jangan berlagak pilon Kam. Benar tuh kata Budin kalau kemampuan lu masih cetek "

" Maksudnya ? Kemampuan apa ? "

" Lah elu khan ngakunya Pawang Hujan. Seharusnya kalo bisa nangkal hujan maka bisa datangin hujan dong. Makanya Kam, elu mesti ngalap ilmu lagi tentang perhujanan. "

" Hahahahahahahahahahaha.... "

" Lah ini orang malah ketawa... "

" Iya jelas tertawa ngakak ane hahahahaha... Oke oke mana si Budin. Biar ane jelasin ma kalian semua "

Datanglah Budin yang dari tadi ngumpet di belakang dengan wajah kemenangan.

" Din, gue hanya minta kejujuran elu ya " ucap Haji Sarkam.

" Lah emang gue dari dulu orangnya jujur " sergah Budin.

" Hehehehe iya gw tau elu jujur Din. Tapi ane mo tanya, apa elu masih nyimpan kartu nama ane ? "

" Lahhh apa hubungannya dengan kartu nama elu. "

" Tolong Din elu berikan ke gue kalo elu emang simpan di dompet elu "

" Gue ga abis pikir nih apa maksud lu dengan kartu nama. Bentar gue lihat di dompet gue "

Budin segera membuka dompetnya dan benar ada sebuah kartu nama antik yang pernah diberikan Haji Sarkam kepada Budin pada waktu memohon bantuan Haji Sarkam untuk menggunakan kemampuannya mengusir hujan. Budin langsung memberikan kartu nama tersebut kepada Haji Sarkam.

" Sebetulnya ini salah paham saja karena kurang ada kemauan dari seseorang untuk membaca dan memahami sesuatu walaupun itu sebuah kartu nama berukuran kecil yang tidak bernilai sama sekali menurut sebagian orang. "

" Maksudnya apa nih ? Jangan nyindir gitu dong lu Kam " teriak Budin.

" Oke, gue ga ada niat sama sekali untuk menyindir siapapun yang ada di sini. Gue hanya ingin menunjukin kartu nama gue yang kurang menarik ini. Tetapi gue mohon ama kalian, tolong satu orang baca tulisan yang ada di kartu nama ini dengan lengkap dan jelas. "

Akhirnya disepakati kalau Budin yang membaca tulisan yang ada di kartu nama tersebut.

ORANG BIASA YANG SUKA PADA HAL YANG TIDAK BIASA

HAJI SARKAM

PAWANG PENGUSIR HUJAN

INGAT!  PENGUSIR HUJAN

ALAMAT KAMPUNG KINCOT NO 12 RT 05 / RW 05

JAKARTA PINGGIRAN

TELP. (021) 88888888

HP. 0818xxxxxx8

Semuanya terdiam tanpa mengerti maksud dibacakannya tulisan yang terdapat di kartu nama tersebut.

" Jadi jelas khan maksud ane. Kalau kampung kita ga hujan selama 5 hari maka itu bukan kesalahan ane. Itu salah orang yang ga mau membaca dengan jelas sebuah kartu nama. Main seruduk aja. Yang dipikirin hanya kesenangan ma duitnye aje hahahahha... Udahlah kalian semua pada pulang " nasehat Haji Sarkam kepada para tetangganya.

" Trus pegimane dengan hujannya Kam " teriak beberapa orang tetangganya.

" Yang penting kalian pulang, bentar lagi mau Maghrib. Siapa tahu setelah kalian sholat Maghrib, hujan turun dengan riangnya seperti riangnya kalian mendapatkan durian runtuh hahahha "

Tanpa dikomando, satu per satu tetangga Haji Sarkam pulang ke rumah masing-masing termasuk Budin sang penggosip. Dan tanpa dinyana, setelah Maghrib, hujan turun dengan derasnya seperti menghapus dahaga orang yang sedang kehausan. Haji Sarkampun tersenyum renyah pada malam itu. Pahami dulu sebelum mengambil dan melaksanakan sebuah keputusan

[caption id="attachment_161206" align="aligncenter" width="481" caption="sugengrahayu.tumblr.com"][/caption]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun