Mohon tunggu...
RUDI HARTANTO
RUDI HARTANTO Mohon Tunggu... -

Masih mencari bentuk

Selanjutnya

Tutup

Puisi

" Pokoknya Saya Jatuh Cinta "

31 Juli 2010   13:32 Diperbarui: 26 Juni 2015   14:25 103
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Kebetulan sekali malam ini adalah malam minggu. Sebetulnya saya sudah lama ingin menulis tentang seorang teman cewek yang salah mengartikan makna jatuh cinta kepada seorang pria. Sebut saja namanya Ira. Sebenarnya Ira adalah teman bermain kakak perempuan saya. Karena seringnya Ira  bermain di rumah kami sehingga Ira sudah kami anggap sebagai saudara sendiri. Tapi menariknya, Ira merasa lebih dekat dengan saya dan sering curhat tentang kehidupan dirinya kepada saya. Katanya, kakak saya terlalu serius dan tidak mau mencampuri urusan orang.

Terus terang Ira dan kakak saya aktif dalam dunia blogging. Mungkin semua jejaring sosial, mereka ikuti dan seringkali mengadakan kopdar dengan berbagai komunitas blog. Saya kurang mengerti blog-blog apa saja yang mereka ikuti.

Suatu Ira datang ke rumah dengan wajah berseri-seri. Kebetulan kakak sedang tidak berada di rumah sehingga membuat Ira merasa bebas untuk menceritakan apa sebenarnya yang membuat dia berseri-seri.

" Gue sedang jatuh cinta, Di "

" Alhamdulillah. Siapa orangnya mbak Ira ?  "

" Ada dech tapi lu jangan cerita amak kakak lu ya. Janji loh "

" Iya janji, saya janji mbak "

" Gue jatuh cinta ama Mas Hasyim, Di. "

" Mas Hasyim ? Yang mana ? "

" Tanya aja ama kakak lu. "

" Siapa sih. Nanti saya bilang ama kakak, mbak Ira marah. Khan selama ini mbak Ira selalu merahasiakan semuanya dari kakak. "

" Iya ya hehehe. Mas Hasyim itu teman hasil kenalan dunia maya. "

" Apa ga salah mbak Ira ? Dunia maya itu menghanyutkan loh mbak "

" Nggak ah. Khan gw  sudah beberapa kali ketemu pada saat kopdar. "

" Mengapa mbak Ira yakin sekali dengan yang namanya Hasyim itu ? "

" Gw yakin sekali. Udah ah lo kelihatannya meragukan dia, Di "

" Bukan begitu mbak. Saya malah senang kalau mbak Ira dapat pacar baru. Setelah 8 bulan ini jadi anggota jomblowati  "

" Pokoknya gw yakin banget kalo yang ini lebih baik dari mantan gw yang egois banget itu "

" Syukur kalo mbak yakin. Sebetulnya apa sih yang membuat mbak Ira kesengsem ama mas Hasyim itu ? "

" Mas Hasyim itu orangnya biasa-biasa saja tapi kelihatannya tanggungjawab, keren, humoris,  dan ngertiin gw. Gw merasa bahagia sekali kalo dekat dengan dia apalagi pada saat dia cerita kayaknya dunia ini tidak rumit-rumit amat. Gw seringkali dibuat ngakak oleh ceritanya, Di "

" Saya sudah kebayang bagamaina situasinya saat mbak Ira ngobrol ama Mas Hasyim. Perasaan saya, Mas Hasyim orangnya lebih tua dari mbak Ira "

" Tahu aja lu. 8 tahun lebih tua dari gw. Oh ya satu lagi dia sayang keluarga banget, Di "

" Tahunya darimana kalau Mas Hasyim sayang keluarga ? "

" Dia sering banget cerita tentang keluarganya. "

" Keluarga ? Maksudnya keluarga besarnya ?  "

" Keluarga dia dong... tentang isterinya, anak-anaknya yang katanya pintar-pintar dan menggemaskan "

" Hah jadi Mas Hasyim itu seudah berkeluarga dan punya anak. Gila ya mbak Ira ini. Aduh, istighfar mbak istighfar "

" Tapi gw udah jatuh cinta ama dia, Di. Dia juga memberikan respon baik terhadap cinta gw. beberapa kali dia telepon dan sms gw hanya untuk sekedar menanyakan keadaan gw, Di "

" Tapi dia sudah berkeluarga  mbak Iraaa. Saran saya jangan diteruskan "

" Udah aah lu bukan dukung gw malah melarang gw ama mas Hasyim "

Ira langsung meninggalkan rumah dengan emosi yang tinggi. Sejak itu Ira tidak pernah datang ke rumah. Kakak sempat merasa heran dengan perubahan yang terjadi terhadap sikap Ira tersebut.  Sampai pada suatu hari, saya mendapat sms dari Ira yang isinya ingin bertemu dengan saya di kafe sebuah mall daerah timur Jakarta.

Di kafe itulah Ira banyak cerita tentang hubungannya dengan Mas Hasyim. Ternyata hubungan cinta mereka hanya sebentar karena diketahui oleh isteri Hasyim yang memang sudah lama mencurigai perubahan sikap suaminya di rumah. Ira dan Mas Hasyim tertangkap basah saat janji ketemuan di sebuah kafe di daerah kuningan. Ira dimaki-maki habis oleh isteri Hasyim. Sejak kejadian tersebut Hasyim menghilang dan susah dihubungi oleh Ira. Rupanya no telepon selulernya sudah diganti dan semua akunnya di jejaring sosial dihapus. Menjelang pulang di tempat parkiran, mbak Ira bercerita kalau selama ini ada orang pria yang sebenarnya suka dengan dia tapi mbak Ira tidak menyadarinya.

" Sayang, dia telah pergi jauh, di " Itulah ucapan penyesalan mbak Ira kepada saya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun