Mohon tunggu...
Rudi Sinaba
Rudi Sinaba Mohon Tunggu... Pengacara - Advokat - Jurnalis

Menulis apa saja yang mungkin dan bisa untuk ditulis.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Pesan Moral dari Medan Perang Kuruksherta Dalam Epik Mahabharata

1 Februari 2025   16:25 Diperbarui: 1 Februari 2025   16:25 54
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi (Kumparan)

Perang dan Kehancuran: Adharma sebagai Penyebab Kerusakan Global

Dalam Mahabharata, perang yang terjadi antara Pandawa dan Kurawa bukan hanya sebuah konflik fisik antar individu atau kelompok, tetapi juga menggambarkan dampak luas dari adharma yang merusak dunia sosial, politik, dan bahkan spiritual. Konflik ini menunjukkan bagaimana ketidakadilan atau adharma, yang dimulai dari niat jahat beberapa individu, dapat memicu kehancuran besar yang merembet ke berbagai aspek kehidupan, merusak struktur keluarga, masyarakat, dan negara. Selain itu, perang juga berfungsi sebagai metafora bagi kekuatan destruktif dari adharma dalam kehidupan manusia.

1. Perang sebagai Manifestasi dari Adharma

Perang dalam Mahabharata tidak hanya terjadi karena perbedaan kepentingan atau ambisi politik, tetapi juga sebagai akibat langsung dari ketidakadilan yang terjadi sebelumnya. Duryodhana, yang mewakili adharma, memicu konflik dengan cara yang penuh kebohongan dan pengkhianatan, mulai dari perencanaan permainan dadu yang curang hingga merencanakan pembunuhan terhadap Pandawa. Keputusan-keputusan yang diambil oleh Duryodhana untuk menindas Pandawa dan memaksakan keinginannya melalui cara yang salah adalah bentuk nyata dari adharma yang akhirnya menghancurkan kesejahteraan kerajaan Hastinapura.

  • Manipulasi dan Tipu Daya
    Ketidakadilan yang dimulai dengan manipulasi dan tipu daya seperti dalam permainan dadu yang menyebabkan Pandawa kehilangan kerajaan mereka, tidak hanya memicu perselisihan antara keluarga, tetapi juga memperburuk ketegangan antara dua kelompok yang seharusnya hidup berdampingan. Manipulasi semacam ini adalah contoh bagaimana adharma menyebabkan perpecahan di dalam tubuh keluarga atau masyarakat. Ketidakadilan ini akhirnya membawa keduanya pada pertempuran besar, yang membawa kerugian besar bagi semua pihak yang terlibat.

  • Keserakahan dan Keinginan untuk Kuasa
    Duryodhana, yang terobsesi dengan kekuasaan dan keserakahan untuk menyingkirkan Pandawa, mengabaikan prinsip-prinsip moral dan keadilan demi kepentingan pribadinya. Keinginan ini menyebabkan serangkaian tindakan yang merugikan, dari pengkhianatan dalam permainan dadu hingga pembunuhan yang direncanakan. Ini mencerminkan bagaimana adharma, jika tidak ditangani, bisa merusak seluruh aspek kehidupan, terutama saat kekuasaan digunakan untuk menindas dan merugikan orang lain.

2. Kerusakan Keluarga dan Keharmonisan Sosial

Salah satu dampak terbesar dari perang yang disebabkan oleh adharma dalam Mahabharata adalah kehancuran hubungan keluarga yang sudah terjalin sekian lama. Pandawa dan Kurawa, yang awalnya merupakan keluarga dekat, akhirnya terpecah dan saling berhadapan dalam perang yang mematikan. Ketidakadilan yang diterima oleh Pandawa di awal cerita mengubah mereka dari saudara sepupu yang penuh kasih menjadi musuh yang saling berperang. Ini menggambarkan bagaimana adharma bisa merusak tatanan sosial dan menciptakan ketegangan dalam hubungan yang seharusnya damai.

  • Pemusuhan dalam Keluarga
    Salah satu peristiwa tragis dalam Mahabharata adalah bagaimana adharma merusak hubungan antar saudara dalam keluarga. Duryodhana yang dipengaruhi oleh ambisi dan keserakahan mengabaikan hubungan kekerabatan dan memutuskan untuk mengalahkan Pandawa dengan cara yang curang. Meskipun Pandawa merupakan saudaranya, Duryodhana tidak segan-segan untuk menjatuhkan mereka dengan segala cara demi meraih kekuasaan. Hal ini menunjukkan bahwa ketidakadilan yang dipelihara dalam sebuah keluarga dapat menyebabkan perpecahan yang sulit disembuhkan, bahkan membawa konflik yang berlarut-larut.

  • Perpecahan Sosial dan Ketidakadilan dalam Masyarakat
    Dampak dari perang bukan hanya dirasakan oleh keluarga besar Hastinapura, tetapi juga oleh seluruh kerajaan. Ketidakadilan yang dilakukan oleh Duryodhana menciptakan perpecahan dalam masyarakat dan negara, memperburuk situasi politik, dan menambah ketegangan antar golongan. Masyarakat yang dulunya damai dan sejahtera kini terpecah antara pihak yang mendukung Kurawa dan yang mendukung Pandawa. Perpecahan ini menciptakan ketegangan sosial yang sangat merusak, dan perang yang tak terhindarkan memperburuk kondisi tersebut. Ketidakadilan yang tumbuh di dalam tubuh masyarakat dapat menyebabkan kehancuran bagi seluruh sistem sosial.

3. Kerusakan Alam dan Ketidakstabilan Negara

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun