Mohon tunggu...
Rudi Sinaba
Rudi Sinaba Mohon Tunggu... Pengacara - Advokat - Jurnalis

Menulis apa saja yang mungkin dan bisa untuk ditulis.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mengapa Manusia Tidak Pernah Puas Mengejar Harta?

31 Januari 2025   22:40 Diperbarui: 31 Januari 2025   23:01 29
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sejumlah penelitian dalam psikologi menunjukkan bahwa perbandingan sosial dapat memiliki dampak psikologis yang mendalam, baik positif maupun negatif. Festinger mengemukakan bahwa dalam perbandingan sosial, kita cenderung mencari orang yang lebih mirip dengan diri kita untuk membandingkan diri kita dengan mereka. Namun, ketika kita membandingkan diri dengan orang yang lebih unggul dalam hal material atau pencapaian hidup, perasaan rendah diri dan ketidakpuasan dapat muncul. Sebaliknya, ketika kita membandingkan diri dengan orang yang lebih buruk, kita mungkin merasa lebih baik tentang diri kita, tetapi ini hanya memberikan kepuasan sementara.

Tipe Perbandingan Sosial
Ada dua jenis utama perbandingan sosial yang perlu kita pahami, yaitu:

  1. Perbandingan Sosial Upward (Ke Atas): Ini terjadi ketika seseorang membandingkan dirinya dengan individu yang dianggap lebih sukses atau memiliki lebih banyak kekayaan. Perbandingan ini sering kali menimbulkan perasaan iri, cemas, atau kurang puas, karena individu yang melakukan perbandingan merasa bahwa mereka kurang dalam berbagai hal yang dianggap penting dalam masyarakat, seperti uang, status, atau prestasi.

  2. Perbandingan Sosial Downward (Ke Bawah): Sebaliknya, ini terjadi ketika seseorang membandingkan dirinya dengan individu yang dianggap memiliki lebih sedikit atau lebih buruk dalam berbagai aspek kehidupan. Meskipun jenis perbandingan ini dapat meningkatkan rasa percaya diri atau kepuasan sesaat, perasaan tersebut sering kali bersifat dangkal dan tidak membangun kebahagiaan yang berkelanjutan.

Menurut Tanya L. Chartrand dan John A. Bargh, perbandingan sosial juga dapat berperan dalam pembentukan identitas dan motivasi. Dalam beberapa kasus, perbandingan sosial ke atas bisa mendorong individu untuk meningkatkan usaha dan mencapai tujuan yang lebih tinggi. Namun, dalam banyak kasus, perbandingan semacam itu juga dapat menimbulkan rasa tidak puas dan mengarah pada stres dan kecemasan.

Dampak Negatif dari Perbandingan Sosial dalam Kehidupan Modern
Dengan pesatnya perkembangan media sosial, fenomena perbandingan sosial menjadi lebih luas dan lebih mudah diakses. Aplikasi seperti Instagram, Facebook, dan TikTok menciptakan ruang di mana orang cenderung menampilkan kehidupan mereka yang paling mengesankan---foto-foto liburan mewah, pencapaian karir, dan barang-barang mewah. Hal ini memperburuk efek perbandingan sosial karena kita sering hanya melihat gambaran ideal atau selektif dari kehidupan orang lain, yang sering kali tidak mencerminkan realitas sepenuhnya.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Kross et al. (2013), interaksi dengan media sosial dapat menyebabkan penurunan kebahagiaan dan peningkatan perasaan kecemasan atau depresi. Penggunaan media sosial yang berlebihan sering kali meningkatkan perbandingan sosial, di mana individu merasa bahwa kehidupan orang lain lebih sempurna daripada kehidupan mereka sendiri. Ini bisa merusak harga diri dan menyebabkan ketidakpuasan terhadap kondisi diri sendiri, bahkan jika individu tersebut telah mencapai banyak hal dalam hidupnya.

Perbandingan Sosial dan Konsumerisme

Perbandingan sosial juga berperan besar dalam mendorong budaya konsumerisme. Ketika seseorang melihat orang lain memiliki barang-barang mewah atau hidup dalam kemewahan, mereka merasa terdorong untuk mengikutinya demi mencapai standar yang dianggap "ideal". Fenomena ini memperburuk kecenderungan untuk mengejar kebahagiaan melalui akumulasi materi. Sebagai contoh, seseorang yang melihat temannya membeli mobil baru atau rumah besar mungkin merasa tertekan untuk mencapai hal yang sama, meskipun mereka mungkin tidak membutuhkan barang tersebut. Akibatnya, perbandingan sosial sering kali berujung pada pemborosan atau pengeluaran yang berlebihan demi mengejar pengakuan sosial atau status yang lebih tinggi.

Perbandingan Sosial dalam Konteks Kepuasan Hidup

Penelitian oleh Andrew T. H. (2014) menunjukkan bahwa orang yang sering terlibat dalam perbandingan sosial cenderung merasa kurang puas dengan hidup mereka, terutama dalam hal pencapaian materi. Ketika seseorang membandingkan dirinya dengan orang lain yang lebih kaya atau lebih sukses, mereka mungkin merasa bahwa apa yang mereka miliki tidak cukup, bahkan meskipun mereka sudah mencapai lebih banyak daripada yang mereka butuhkan untuk kebahagiaan. Hal ini berkontribusi pada perasaan tidak puas yang berkelanjutan dan mengarah pada pencarian yang terus-menerus akan lebih banyak kekayaan atau pencapaian.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun