Mohon tunggu...
Rudi Sinaba
Rudi Sinaba Mohon Tunggu... Pengacara - Advokat - Jurnalis

Menulis apa saja yang mungkin dan bisa untuk ditulis.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Biarlah Saja, Jangan Peduli

29 Januari 2025   03:58 Diperbarui: 29 Januari 2025   03:58 25
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam sunyi yang meresap di antara detik-detik waktu,
Ada rahasia yang bersembunyi di sela nafas kehidupan,
Biarlah saja sunyi itu membentang tanpa batas,
Karena di dalamnya ada kedalaman yang tak terukur,
Dan terkadang jawaban lahir dari keheningan,
Jangan peduli, biarkan semuanya berjalan.

Luka adalah tanda bahwa kita pernah merasa,
Bahwa hidup bukan sekadar tarian tanpa makna,
Biarlah saja luka itu mengajarkan arti sembuh,
Karena tanpa sakit, kebahagiaan takkan sempurna,
Dan setiap goresan adalah guratan keindahan tersembunyi,
Jangan peduli, waktu akan menyembuhkan.

Ribuan bintang di angkasa tak saling mengenal,
Namun mereka menyala bersama dalam harmoni,
Biarlah saja kita seperti bintang yang diam,
Karena tak semua terang butuh pengakuan,
Dan cahayamu cukup untuk menyentuh gelapku,
Jangan peduli, biarkan kita menyala sendiri.

Ada waktu ketika angin membawa harum kenangan,
Membisikkan nada-nada dari masa yang lalu,
Biarlah saja kenangan itu hidup dalam bayangan,
Karena tak semua harus kembali ke masa kini,
Dan beberapa cerita hanya layak jadi sejarah,
Jangan peduli, biarkan mereka tetap di sana.

Hidup adalah permainan teka-teki yang tak selesai,
Keping demi keping, kita menyusunnya perlahan,
Biarlah saja beberapa potongan tetap hilang,
Karena ketidaksempurnaan adalah bagian dari seni,
Dan misteri adalah keindahan yang sulit terdefinisi,
Jangan peduli, teruskan saja bermain.

Di balik tirai hujan, ada cerita yang tak terucapkan,
Dingin membelai kulit, namun hati tetap hangat,
Biarlah saja hujan menyimpan rahasia itu sendiri,
Karena tak semua perasaan harus diungkapkan,
Dan beberapa emosi lebih indah dalam diam,
Jangan peduli, biarkan air menghapus jejaknya.

Ketika malam melingkarkan pelukan kelam,
Ada bulan yang setia menyinari meski redup,
Biarlah saja bulan bersinar sendirian di atas sana,
Karena cahayanya cukup untuk memandu arah,
Dan kesendirian bukanlah akhir dari segalanya,
Jangan peduli, bintang-bintang akan tetap setia.

Kita adalah butiran pasir di pantai waktu,
Tertiup angin, tenggelam dalam arus kehidupan,
Biarlah saja gelombang menghapus jejak-jejak itu,
Karena keberadaan tak selalu harus tertinggal,
Dan yang terpenting adalah perjalanan itu sendiri,
Jangan peduli, pantai akan selalu menerima.

Pohon-pohon tua berdiri tanpa mengeluh,
Akar-akar mereka tertanam dalam tanah yang diam,
Biarlah saja mereka menjadi saksi tanpa suara,
Karena kekuatan tak selalu butuh pengakuan,
Dan kebijaksanaan tumbuh dalam diam yang panjang,
Jangan peduli, biarkan mereka berdiri teguh.

Jika suatu hari kata-kata kehilangan arti,
Dan bahasa tak lagi mampu menyampaikan rasa,
Biarlah saja jiwa berbicara dalam keheningan,
Karena hati tahu bagaimana menyampaikan cinta,
Dan perasaan adalah bahasa universal tanpa kata,
Jangan peduli, cinta akan menemukan jalannya.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun