Badai cinta yang tak terbalas datang mengoyak,
Meninggalkan hati dengan luka yang membekas.
Kucoba bertahan, meski rasa terus menyayat,
Menata hati yang porak-poranda tanpa arah.
Namun cinta seringkali membawa duka,
Meninggalkan kenangan yang sulit disingkirkan.
Badai kebencian menyelimuti dunia yang damai,
Mengganti tawa dengan duka yang mendalam.
Kucoba bertahan, di tengah maki  yang membakar,
Membawa cinta yang seakan hampir pudar.
Namun kebencian terus menyebar seperti bara,
Membakar harapan hingga menjadi abu semata.
Badai perpisahan tak henti menyiksa hati,
Memisahkan kasih yang seharusnya abadi.
Kucoba bertahan, meski tangis tak terhenti,
Mengisi ruang kosong dengan doa yang suci.
Namun air mata tak sanggup menutupi,
Rasa hampa yang tak pernah pergi.
Badai ketidakadilan mengguncang nurani,
Merampas hak yang seharusnya diberi.
Kucoba bertahan, melawan tanpa henti,
Memegang prinsip di tengah durjana,
Namun kebenaran kerap terselimuti,
Oleh kekuasaan yang tak kenal hati.
Badai kesepian datang tanpa undangan,
Mengisi ruang jiwa dengan kekosongan.
Kucoba bertahan, meski hati hampir menyerah,
Menghidupkan harapan dalam doa yang tak lelah.
Namun sunyi terus menyelimuti malam,
Menambah pedih yang sulit terpadamkan.
Badai rasa bersalah menghantui malam,
Menyelimuti hati dengan penyesalan dalam.
Kucoba bertahan, meski jiwa terus tersiksa,
Menghapus dosa dengan tetes doa.
Namun bayang kesalahan tak mudah dilupa,
Menjadi duri di hati yang tak kunjung reda.
Badai rasa takut mencengkeram hati,
Menghadirkan bayang-bayang tanpa arti.
Kucoba bertahan, melawan ketakutan ini,
Menggenggam keberanian yang hampir mati.
Namun rasa takut terus menghantui langkah,
Membuat jalan terasa penuh jebakan.
Badai keraguan menghancurkan keyakinan,
Mengubah percaya menjadi pertanyaan.
Kucoba bertahan, di tengah badai keraguan,
Menyulam asa yang hampir hilang.
Namun pertanyaan terus hadir tanpa jawaban,
Menggoyahkan iman yang selama ini dipegang.
Badai kesulitan datang bertubi-tubi,
Menghimpit hati hingga terasa mati.
Kucoba bertahan, meski langkah terasa berat,
Menggapai harapan yang mulai redup.
Namun dunia tak pernah berhenti mencoba,
Mengajarkan arti sabar yang sesungguhnya.
Badai kehidupan akhirnya mereda perlahan,
Menyisakan luka namun juga pelajaran.
Kucoba bertahan, hingga badai itu hilang,
Menjemput harapan dengan senyuman tenang.
Namun hati kini telah banyak belajar,
Bahwa badai selalu menguatkan iman.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H