Mohon tunggu...
Rudi Sinaba
Rudi Sinaba Mohon Tunggu... Pengacara - Advokat - Jurnalis

Alamat Jln. Tj, Jepara No.22 Kota Luwuk Kab. Banggai, Provinsi Sulawesi Tengah.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Kucoba Bertahan Melawan Badai

16 Januari 2025   18:49 Diperbarui: 16 Januari 2025   18:49 21
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kucoba Bertahan Melawan Badai

Badai angin berhembus mengguncang jiwa,
Mengoyak daun-daun harapan di hati.
Kucoba bertahan, meski napas terasa berat,
Menghimpun sisa kekuatan dalam sunyi.
Namun langkah terasa kian rapuh,
Bagai pasir disapu gelombang tak bertepi.

Badai petir memekik di langit kelam,
Menorehkan luka pada langit malam.
Kucoba bertahan, meski ketakutan merajam,
Meniti pelita kecil di lorong suram.
Namun gelap terlalu pekat menguasai,
Hingga nurani pun nyaris kehilangan kendali.

Badai hujan mengguyur tanpa henti,
Menghapus jejak yang kutulis penuh mimpi.
Kucoba bertahan, di tengah deras ini,
Menggenggam keyakinan yang mulai menipis.
Namun dingin menggigilkan tulang,
Membekukan asa yang dulu gemilang.

Badai panas membakar bumi yang lelah,
Mengeringkan hati hingga layu tak bersalah.
Kucoba bertahan, di antara debu dan amarah,
Menghidupkan cinta yang mulai padam.
Namun api terus berkobar membabi buta,
Menjilat harapan hingga tinggal abu semata.

Badai waktu melahap mimpi perlahan,
Mencuri usia yang dulu tampak tak terhingga.
Kucoba bertahan, melawan gelisah tak tertahan,
Mengisi kekosongan dengan doa yang dalam.
Namun waktu terus berlalu tanpa ampun,
Meninggalkan kenangan yang jadi beban.

Badai perpisahan menorehkan luka yang pilu,
Memisahkan jiwa-jiwa yang dulu menyatu.
Kucoba bertahan, meski rindu menggulung kalbu,
Menguatkan hati yang rapuh oleh waktu.
Namun bayang-bayang kenangan kian meronta,
Membuat jiwa tak mampu melupa.

Badai kehidupan membawa ujian tak terduga,
Menghancurkan mimpi-mimpi dalam sekejap mata.
Kucoba bertahan, meski duka menjadi sahabat,
Menganyam asa dari serpihan yang ada.
Namun kenyataan seringkali lebih kejam,
Menggugurkan harapan dengan cepat dan dalam.

Badai keraguan menyerang batin yang hampa,
Mengguncang iman hingga hampir merana.
Kucoba bertahan, mencari cahaya di tengah gulita,
Menguatkan diri dengan keyakinan sederhana.
Namun godaan terus datang tanpa jeda,
Menguji hati yang hampir tak percaya.

Badai kehilangan meninggalkan kehampaan,
Mengambil cinta yang dulu jadi pegangan.
Kucoba bertahan, meski hati serasa kosong,
Membangun kembali apa yang telah hilang.
Namun rasa sepi menguasai seluruh ruang,
Mengiris jiwa dengan pedih yang mendalam.

Badai kekecewaan menghantam tanpa ampun,
Menghancurkan harapan yang dulu kukandung.
Kucoba bertahan, meski luka terus menganga,
Menutup rasa pedih dengan doa dan usaha.
Namun kecewa tak mudah dilupakan,
Seperti duri yang terus menusuk dalam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun