Mohon tunggu...
Rudi Sinaba
Rudi Sinaba Mohon Tunggu... Pengacara - Advokat - Jurnalis

Alamat Jln. Tj, Jepara No.22 Kota Luwuk Kab. Banggai, Provinsi Sulawesi Tengah.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Tersesat Ilusi

16 Januari 2025   12:20 Diperbarui: 16 Januari 2025   12:20 18
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi (Wahana News)

Tersesat Ilusi

Aku terlena dalam langkah tak pasti,
Meniti jalan yang tak pernah kukenali,
Hati bertanya, di mana akhir ini?
Setiap belokan penuh misteri,
Ternyata semua hanya ilusi,
Aku tersesat dalam jejak tanpa arti.

Aku terjebak dalam kabut tak bertepi,
Mencari arah di tengah gelap yang sunyi,
Langkah gontai, tak tahu harus menuju ke sini,
Namun hati terus melawan, tak ingin berhenti,
Ternyata semua hanya ilusi,
Aku tersesat dalam pencarian tak bertepi.

Aku terbelenggu dalam bayangan keliru,
Mengira jalanku lurus, ternyata berliku,
Setiap langkah membuat hati semakin pilu,
Menahan luka yang semakin menyatu,
Ternyata semua hanya ilusi,
Aku tersesat dalam mimpi yang semu.

Aku terseret arus yang kian deras,
Menyangka ini jalan menuju tempat yang jelas,
Namun kenyataan menghantam dengan keras,
Hanya menyisakan jiwa yang kian memelas,
Ternyata semua hanya ilusi,
Aku tersesat di pusaran yang tak lepas.

Aku terlilit oleh benang asa yang rapuh,
Mengira kebahagiaan bisa kudekap utuh,
Namun kenyataan selalu melukai jauh,
Meninggalkan hati yang semakin runtuh,
Ternyata semua hanya ilusi,
Aku tersesat dalam bayangan yang rapuh.

Aku tergoda dalam pesona dunia semu,
Berharap segalanya berakhir indah selalu,
Namun tiap langkah hanya mempertebal ragu,
Mimpi-mimpi sirna, meninggalkan pilu,
Ternyata semua hanya ilusi,
Aku tersesat di antara bayang dan waktu.

Aku terkurung dalam lingkaran ambisi,
Mengira kebebasan ada di ujung ini,
Namun langkahku terhenti oleh duri-duri,
Dan bayangan bahagia berubah menjadi tragedi,
Ternyata semua hanya ilusi,
Aku tersesat di jalan tak pasti.

Aku tertipu oleh janji waktu,
Mengira kesabaran akan membawaku,
Namun kenyataan menghancurkan imajinasiku,
Meninggalkan retakan di hati yang tak mampu,
Ternyata semua hanya ilusi,
Aku tersesat di antara janji yang semu.

Aku tersesat di rimba harapan yang gelap,
Mengira bintang akan menjadi petunjuk tetap,
Namun langit gelap hanya menambah getir yang pekat,
Dan aku jatuh dalam jurang yang tak terlihat,
Ternyata semua hanya ilusi,
Aku tersesat di kegelapan tanpa akhir.

Aku terombang-ambing di lautan tak tentu,
Berharap tepian segera muncul di hadapanku,
Namun ombak terus membawa ke jauh yang baru,
Menyisakan hati yang makin kelu,
Ternyata semua hanya ilusi,
Aku tersesat di arus yang tak tertuju.

Aku terpaku dalam labirin pilihan,
Mengira setiap jalan memberi jawaban,
Namun semua hanya membawa kebingungan,
Dan hati ini mulai kehilangan harapan,
Ternyata semua hanya ilusi,
Aku tersesat dalam persimpangan tak bertuan.

Aku terhanyut dalam mimpi yang sia-sia,
Mengira dunia menyimpan keajaiban rahasia,
Namun kenyataan selalu membawa luka,
Meninggalkan duka yang terus terasa,
Ternyata semua hanya ilusi,
Aku tersesat dalam panggung yang penuh dusta.

Aku tersandung dalam bayangan keraguan,
Mengira keberanian akan menjadi penyelamatan,
Namun kenyataan selalu menambah beban,
Dan aku terjatuh dalam kegelapan,
Ternyata semua hanya ilusi,
Aku tersesat di dalam kekosongan.

Aku terlena dalam euforia yang palsu,
Mengira segalanya akan baik-baik saja,
Namun kenyataan menghancurkan semua itu,
Meninggalkan jiwa yang kian beku,
Ternyata semua hanya ilusi,
Aku tersesat di jalan yang membisu.

Aku terjebak dalam arus yang menyesatkan,
Berharap ada tangan yang bisa mengarahkan,
Namun yang kudapat hanyalah kekosongan,
Dan hati ini mulai kehilangan tujuan,
Ternyata semua hanya ilusi,
Aku tersesat dalam bayang kehampaan.

Aku terbuai oleh angin janji manis,
Berharap hari esok memberi akhir yang harmonis,
Namun setiap langkah hanyalah luka yang teriris,
Dan aku terpuruk dalam duka yang tak pernah habis,
Ternyata semua hanya ilusi,
Aku tersesat dalam mimpi yang memisah.

Aku tertipu oleh gema kesuksesan,
Mengira jalan ini membawa kemenangan,
Namun kenyataan menghancurkan impian,
Meninggalkan hati yang hampa dan kehilangan,
Ternyata semua hanya ilusi,
Aku tersesat di bayang kesombongan.

Aku terpukul oleh kenyataan yang pahit,
Mengira jalanku membawa akhir yang jelas,
Namun semua hanya mengundang tangis,
Dan hati ini tenggelam dalam getir yang sulit,
Ternyata semua hanya ilusi,
Aku tersesat di dunia yang berkhianat.

Aku terjatuh dalam jurang tanpa dasar,
Berharap ada pijakan yang memberi dasar,
Namun semakin jauh aku jatuh makin kasar,
Dan harapan ini runtuh, tercerai dan pudar,
Ternyata semua hanya ilusi,
Aku tersesat dalam jurang yang memudar.

Aku terdampar di tepi waktu yang beku,
Berharap perjalanan ini akhirnya berlalu,
Namun langkahku terus terhenti di situ,
Dan harapan lenyap, tak lagi tahu arah baru,
Ternyata semua hanya ilusi,
Aku tersesat di akhir jalan tak bermuara.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun