Kemandirian Digital itu Penting. Pendahuluan: Mengapa
Di era digital yang serba cepat ini, teknologi informasi telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari. Hampir semua aspek kehidupan manusia, mulai dari komunikasi hingga ekonomi, bergantung pada infrastruktur digital. Dalam konteks ini, banyak negara berusaha untuk mencapai kedaulatan digital—kemampuan untuk mengendalikan dan mengelola data serta infrastruktur digital secara mandiri tanpa ketergantungan pada pihak luar. Namun, Indonesia, sebagai negara dengan populasi terbesar keempat di dunia, belum sepenuhnya mandiri dalam hal teknologi digital.
Pemerintah Indonesia menyadari pentingnya kedaulatan digital sebagai pilar untuk memperkuat posisi negara di tengah persaingan global. Komitmen ini juga mencakup upaya menjadi pemain utama dalam pengembangan kecerdasan buatan (AI) yang tidak hanya relevan secara domestik, tetapi juga kompetitif secara internasional. Namun, satu hal mendasar yang terlebih dahulu harus ditempuh sebelum mewujudkan visi besar ini adalah kemandirian digital. Tanpa memiliki kontrol penuh atas infrastruktur teknologi dan sistem keamanannya, kedaulatan digital dan kemajuan di bidang AI akan sulit dicapai.
Kedaulatan digital sering kali dipandang sebagai tujuan akhir dalam memperkuat kekuatan teknologi suatu negara. Namun, untuk mencapainya, ada premis penting yang harus dipenuhi terlebih dahulu: kemandirian digital. Tanpa kemandirian ini, sangat mustahil bagi Indonesia untuk mengklaim kedaulatan digital. Ketergantungan pada teknologi asing—baik perangkat keras, perangkat lunak, maupun platform digital—membuat Indonesia rentan terhadap potensi ancaman yang tidak hanya berasal dari aspek teknis, tetapi juga geopolitik. Negara yang bergantung pada teknologi asing tidak dapat sepenuhnya mengendalikan data dan infrastrukturnya, karena keputusan strategis terkait teknologi sering kali berada di bawah kendali pihak asing.
Pada tahun 2024, Indonesia menghadapi peristiwa yang menyoroti betapa rentannya infrastruktur digital negara ini. Pusat Data Nasional Indonesia, yang merupakan fasilitas penting untuk pengelolaan data pemerintah, menjadi target serangan siber besar yang mengakibatkan lebih dari 40 instansi pemerintah terdampak. Dalam serangan ini, para peretas meminta tebusan yang sangat besar, dan lebih dari dua minggu layanan penting, seperti imigrasi dan sistem bandara, terganggu. Peretasan ini tidak hanya merusak infrastruktur tetapi juga mengungkapkan kelemahan mendalam dalam sistem keamanan siber dan ketergantungan pada teknologi asing.
Fakta ini semakin menegaskan bahwa kemandirian digital adalah langkah mutlak untuk memastikan kedaulatan digital yang sesungguhnya. Pemerintah Indonesia harus memberikan perhatian besar pada pengembangan teknologi domestik, memperkuat industri lokal, dan membangun kapasitas sumber daya manusia yang mampu bersaing di sektor teknologi dan AI. Tanpa kontrol penuh atas teknologi yang digunakan, cita-cita untuk berdaulat secara digital dan memimpin dalam pengembangan AI akan tetap menjadi ambisi yang sulit tercapai. Oleh karena itu, kemandirian digital bukan hanya sebuah langkah awal, melainkan fondasi utama untuk mewujudkan masa depan digital Indonesia yang lebih aman dan mandiri.
Dalam konteks ini, artikel ini akan menggali lebih dalam tentang hubungan erat antara kemandirian digital dan kedaulatan digital. Dalam artikel ini akan disorot bahwa tanpa adanya upaya nyata untuk menciptakan solusi teknologi yang bersumber dari dalam negeri, Indonesia tidak akan bisa mencapai kedaulatan digital. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk memahami bahwa kemandirian dalam hal teknologi bukan hanya sebuah pilihan, melainkan sebuah keharusan untuk masa depan Indonesia yang lebih aman dan mandiri di dunia digital.
Ketergantungan Indonesia pada Teknologi Asing
Indonesia, meskipun memiliki potensi besar dalam bidang teknologi, masih bergantung pada berbagai produk dan layanan teknologi asing. Ketergantungan ini tidak hanya terbatas pada perangkat keras, seperti komputer, smartphone, dan server, tetapi juga meluas pada platform digital yang mendominasi pasar Indonesia, seperti sistem operasi, aplikasi, dan infrastruktur berbasis cloud.
1. Ketergantungan dalam Infrastruktur Teknologi
Sebagian besar infrastruktur teknologi di Indonesia, mulai dari jaringan komunikasi hingga pusat data, masih dikuasai oleh perusahaan asing. Perusahaan-perusahaan seperti Google, Amazon Web Services (AWS), dan Microsoft mendominasi pasar layanan cloud computing di Indonesia. Hal ini berarti data yang dihasilkan oleh warga negara Indonesia sering kali disimpan dan dikelola di luar negeri, mengarah pada potensi ancaman terhadap keamanan dan privasi data pribadi.