Kadang aku merasa kata itu sudah hilang,
Tersapu oleh arus kehidupan yang keras,
Namun ada bisikan yang menyemangati,
Kata itu akan kembali suatu saat,
Mencari jalannya dalam kebeningan.
Tak jarang aku berpikir, apakah kata itu,
Hanya ilusi yang tercipta dalam lamunan,
Ataukah memang benar ia tersesat?
Namun hatiku selalu menginginkan,
Kata yang hilang itu untuk kembali pulang.
Seiring waktu, aku belajar satu hal,
Kata yang tersesat tak selamanya hilang,
Ia hanya menunggu saat yang tepat,
Untuk keluar dan merangkai makna,
Menjadi jembatan antara hati dan pikiran.
Dalam keheningan malam yang penuh misteri,
Kata itu perlahan mulai muncul kembali,
Menyusuri jejak-jejak yang pernah ada,
Menemukan tempatnya di dalam kalimat,
Mengisi ruang yang dulu kosong.
Aku tak lagi mencari dengan terburu-buru,
Karena aku tahu, kata itu akan datang,
Tak peduli berapa lama waktu yang dibutuhkan,
Ia akan kembali, tak tersesat lagi,
Mengisi ruang yang sudah menunggu.
Mungkin aku salah mengira, kata itu hilang,
Padahal ia hanya sedang bersembunyi,
Di balik rasa yang belum terungkapkan,
Tersesat dalam perjalanan panjang,
Namun akhirnya menemui jalan pulang.
Di setiap detik yang berlalu, aku menunggu,
Kata itu akan kembali, seiring dengan waktu,
Tak ada yang hilang selamanya,
Semua akan kembali pada tempatnya,
Mencari kata yang tersesat, kini telah selesai.
Kini aku tahu, kata yang tersesat itu,
Bukan hilang, hanya menunggu saat,
Untuk kembali pada tempatnya yang benar,
Membawa kebenaran yang telah lama dinanti,
Kata itu kembali, menemukan jalan pulang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H