Waktu mengalir seperti sungai tak bertepi,
Membawa pergi semua duka yang merintih,
Aku berdiri di sini, sendiri tapi gigih,
Menatap masa depan dengan hati bersih,
Melepaskan gelap yang pernah membebani.
Di bawah rembulan, aku berjanji,
Pada diriku yang dulu nyaris mati,
Bahwa takkan lagi tenggelam dalam sunyi,
Aku akan menyulam luka menjadi harmoni,
Dan mengubah harapan menjadi energi.
Setiap jejak di masa lalu,
Hanya serpihan waktu yang berlalu,
Membawa pelajaran dari pilu,
Bahwa hidup selalu menuntun baru,
Menuju jalan penuh cahaya itu.
Tahun baru adalah kanvas putih,
Di mana mimpi dilukis dengan gigih,
Tak ada lagi tempat untuk sedih,
Aku belajar dari masa yang letih,
Bahwa cinta pada hidup tak pernah berakhir.
Pada detik yang mengantarku pergi,
Aku titipkan semua luka dan perih,
Biarkan mereka larut dalam sunyi,
Karena kini aku melangkah pasti,
Menjemput hari dengan hati suci.
Tahun ini mungkin penuh badai,
Namun aku tetap menjadi pelaut tangguh,
Menemukan arah meski kapal rapuh,
Karena di ujung samudra yang jauh,
Ada dermaga tempat hatiku berteduh.
Malam ini, aku ucapkan selamat tinggal,
Pada tangisan dan rasa yang mengental,
Aku belajar mencintai bahkan saat gagal,
Karena setiap langkah, betapapun perlahan,
Membawaku menuju kemenangan yang kekal.
Langit malam tak lagi kelam,
Aku melihat bintang melukis harapan,
Setiap pijarnya adalah pertanda damai,
Menyusuri tahun baru yang menjanjikan,
Dengan cinta dan keyakinan.
Jejak luka kini memudar perlahan,
Hanya menjadi cerita dalam kenangan,
Aku menatap tahun baru dengan kebebasan,
Membiarkan hati tumbuh dalam kebenaran,
Dan hidup menjadi lebih bermakna.
Di ujung tahun, aku temukan diri,
Seperti matahari yang lahir kembali,
Menjanjikan hangat pada setiap hari,
Meninggalkan pedih tanpa nostalgia,
Melangkah pasti, menyambut bahagia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H