Mohon tunggu...
Rudi Sinaba
Rudi Sinaba Mohon Tunggu... Pengacara - Advokat - Jurnalis

Alamat Jln. Tj, Jepara No.22 Kota Luwuk Kab. Banggai, Provinsi Sulawesi Tengah.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Refleksi Hitam Tahun 2024 dan Harapan Kelabu Tahun 2025

27 Desember 2024   00:41 Diperbarui: 27 Desember 2024   10:56 39
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di panggung politik dunia, ketegangan seperti benang kusut yang semakin sulit diurai. Perang dingin baru yang berbalut teknologi menciptakan jurang pemisah antara negara-negara besar. Bukannya menjahit luka, para pemimpin dunia malah terus mengiris kain persatuan dengan pisau kekuasaan. Rakyat menjadi bidak-bidak yang dimainkan dalam permainan catur ambisi, kehilangan arah dan harapan.

Namun, ada kisah-kisah kecil yang menggugah jiwa. Di bawah langit yang hancur, ada anak-anak yang tetap membaca buku, meski tanpa lampu. Di tempat pengungsian, ibu-ibu berbagi sepotong roti terakhir demi anak-anak mereka. Di desa-desa yang tersapu banjir, masyarakat bahu-membahu membangun kembali kehidupan, meski hanya dengan batu dan kayu yang tersisa.

Tahun 2024 menjadi cermin besar yang memantulkan ketangguhan manusia. Dari setiap luka, kita belajar untuk bertahan. Dari setiap kegagalan, kita belajar untuk bangkit. Dalam kegelapan, kita belajar mencari cahaya, dan dalam kesulitan, kita menemukan kekuatan untuk melangkah lebih jauh.

Harapan untuk tahun 2025 terbit seperti mentari pagi yang perlahan mengusir kabut malam. Semoga perang yang menghanguskan bumi dapat dihentikan, dan manusia kembali belajar merangkai harmoni. Semoga para pemimpin dunia meninggalkan pedang dan mulai menjalin dialog dengan benang perdamaian.

Kita berharap ekonomi dunia kembali seperti pohon yang berbuah lebat, memberikan harapan kepada mereka yang lapar. Semoga pekerjaan yang hilang dapat kembali, dan dapur-dapur yang sunyi mulai beraroma masakan hangat. Harapan kita adalah dunia di mana anak-anak dapat tertawa lagi tanpa takut akan hari esok.

Bencana alam mengajarkan kita bahwa alam adalah ibu yang harus dihormati, bukan dilukai. Semoga tahun 2025 menjadi awal dari hubungan baru yang penuh cinta antara manusia dan bumi. Dari setiap pohon yang ditanam hingga setiap sungai yang dibersihkan, mari kita rawat rumah kita bersama.

Tahun baru juga membawa harapan bagi ilmu pengetahuan. Semoga penemuan baru menjadi pelita yang menerangi jalan kita, bukan pedang yang melukai. Dari pengobatan yang lebih baik hingga teknologi yang ramah lingkungan, mari kita gunakan kecerdasan kita untuk menciptakan dunia yang lebih baik.

Namun, perubahan tidak akan datang jika kita hanya menunggu. Tanggung jawab ada di tangan setiap dari kita. Dari kata-kata yang penuh cinta hingga tindakan kecil yang peduli, setiap langkah memiliki arti.

Mari jadikan 2025 sebagai awal dari babak baru. Sebuah bab di mana manusia belajar dari kesalahan, di mana kepentingan bersama mengalahkan ambisi pribadi, dan di mana dunia menjadi tempat yang lebih adil bagi semua.

Tahun 2024 telah menjadi guru yang keras, tetapi dari setiap pelajaran, kita menemukan harapan. Di setiap kegelapan, ada cahaya. Di setiap kesulitan, ada peluang.

Tahun 2025 masih berdiri seperti halaman kosong dalam buku kehidupan, sebuah misteri yang belum terungkap. Kita hanya bisa menebak-nebak, mencoba membaca tanda-tanda dari lembaran waktu yang belum terbuka. Di satu sisi, ada harapan yang menyala seperti lentera kecil di malam gelap, namun di sisi lain, ada keraguan yang menggantung seperti awan kelabu di langit yang tak menentu. Harapan adalah kekuatan yang membuat kita tetap melangkah, tetapi kekecewaan sering kali menjadi bayangan yang tak terhindarkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun