Terserah, kapan mimpi akan berakhir, dalam pelukan pagi atau di penghujung malam. Mimpi hanyalah jembatan antara harapan dan kenyataan.
Terserah, kapan harapan akan memudar, saat hujan membasahi bumi atau saat musim berganti. Harapan adalah nyala lilin di tengah badai, rapuh namun indah.
Terserah, dimana kisah ini akan selesai, di bukit yang hijau atau lembah yang kelam. Akhir hanyalah awal dari sesuatu yang baru, begitu kata mereka.
Terserah, dimana hati akan menetap, di dermaga penuh janji atau di laut yang tak bertepi. Setiap tempat adalah saksi perjalanan jiwa yang lelah.
Terserah, dimana cinta akan berlabuh, di pantai yang damai atau badai yang ganas. Cinta selalu menemukan jalannya, meski tersembunyi di balik kabut.
Terserah, bagaimana rasa ini akan bermuara, menjadi lagu dalam hening atau jerit di tengah sunyi. Rasa adalah bahasa tanpa kata, hanya bisa dirasakan.
Terserah, bagaimana langkah akan berakhir, dengan gemuruh tepuk tangan atau keheningan yang abadi. Setiap jejak adalah cerita yang tertinggal di bumi.
Terserah, bagaimana hidup akan dikenang, sebagai bintang yang bersinar terang atau lilin kecil yang redup. Kehidupan adalah tarian cahaya yang berakhir di pelukan malam.
Terserah, bagaimana akhirnya semua ini, menjadi abu dalam angin atau bunga di musim semi. Pada akhirnya, semuanya hanya milik semesta, dan kita adalah bagiannya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H