Tragedi Tiga Sahabat: Titik Balik Perjuangan
Pada tahun 1892, perjuangan Ida semakin mendalam setelah sebuah peristiwa tragis. Tiga temannya, Thomas Moss, Calvin McDowell, dan Henry Stewart, yang memiliki toko kelontong sukses di Memphis, dituduh tanpa bukti melakukan tindak kriminal dan akhirnya dibunuh secara brutal oleh massa kulit putih. Kesuksesan bisnis mereka dianggap mengancam dominasi ekonomi kulit putih setempat.
Peristiwa ini membuat Ida terpukul sekaligus marah. Ia menulis artikel yang mengecam keras praktik lynching dan mengungkap bahwa tindakan ini bukan tentang keadilan, tetapi tentang cemburu ekonomi dan rasisme. Tulisan tersebut memicu kemarahan besar di Memphis.
Kantor yang Dihancurkan, Ancaman yang Mengikuti
Akibat keberaniannya, kantor The Free Speech and Headlight menjadi target serangan. Massa yang marah menyerbu dan menghancurkan kantor tersebut. Ida, yang saat itu sedang bepergian, menerima ancaman pembunuhan dan dipaksa meninggalkan Memphis untuk keselamatannya. Namun, ancaman ini tidak membuatnya menyerah.
Setelah meninggalkan Memphis, Ida justru membawa perjuangannya ke tingkat yang lebih luas. Ia memulai kampanye anti-lynching nasional, berkeliling berbagai kota di Amerika Serikat untuk memberikan ceramah dan memobilisasi dukungan. Ia juga mempublikasikan pamflet berjudul Southern Horrors: Lynch Law in All Its Phases, di mana ia menguraikan kasus-kasus lynching dengan bukti-bukti yang tak terbantahkan.
Melangkah ke Panggung Internasional
Tidak puas hanya berbicara di negaranya sendiri, Ida memperluas perjuangannya ke Eropa. Pada tahun 1893 dan 1894, ia mengadakan tur keliling Inggris, Skotlandia, dan Wales, berbicara di depan khalayak internasional tentang kekejaman lynching di Amerika. Ida memahami bahwa tekanan dari komunitas internasional dapat membantu memaksa pemerintah Amerika untuk mengatasi masalah ini.
Pidatonya di Eropa mendapat perhatian luas. Ia berhasil menggalang dukungan dari kelompok-kelompok anti-perbudakan dan organisasi hak asasi manusia di Inggris, yang kemudian mendesak pemerintah Amerika untuk mengambil tindakan. Ida menjadi simbol perjuangan global melawan ketidakadilan rasial.
Keberanian dengan Risiko Nyawa
Perjuangan Ida tidak pernah lepas dari risiko. Dalam setiap perjalanan dan pidatonya, ia sadar bahwa nyawanya selalu terancam. Namun, keteguhannya tidak pernah goyah. Dalam pidato-pidatonya, ia sering menyampaikan pesan: