Mohon tunggu...
Rudi Sinaba
Rudi Sinaba Mohon Tunggu... Pengacara - Advokat - Jurnalis

Alamat Jln. Tj, Jepara No.22 Kota Luwuk Kab. Banggai, Provinsi Sulawesi Tengah.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Pers : Corong yang Kokoh Penyebar Suara Kebenaran

19 Desember 2024   13:26 Diperbarui: 19 Desember 2024   13:26 24
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pers: Corong yang Kokoh Penyebar Suara Kebenaran

Pers adalah corong yang kokoh, simbol kekuatan, kebebasan, dan keberanian. Ia ibarat sebuah mercusuar di tengah badai, berdiri tegak meski angin kencang mencoba meruntuhkannya. Dengan dasar kejujuran dan empati, ia menyalakan obor kebenaran, menjadi pemandu bagi mereka yang tersesat di gelapnya samudra kebohongan.

 Corong itu bukan milik siapa pun, tetapi milik semua orang. Ia adalah harta milik zaman, warisan abadi yang melintasi batas generasi dan geografis. Ia seperti angin bebas, bergerak tanpa sekat, membawa suara keadilan ke setiap sudut dunia tanpa meminta izin.

Ketika seorang petani kehilangan sawahnya karena kerakusan kekuasaan, corong itu menangis keras. Tangisannya seperti raungan guruh yang memecah langit, memanggil hati yang masih memiliki nurani agar mendengar jeritan kaum tertindas.

Saat hukum menjadi permainan segelintir penguasa, corong itu meraung lantang. Ia seperti genderang perang, memanggil para pejuang keadilan untuk kembali memperjuangkan hukum yang bersih dari noda kebatilan.

 Namun, ketika seorang ibu miskin yang berjuang demi anak-anaknya akhirnya mendapatkan keadilan, corong itu bernyanyi riang. Melodinya seperti aliran air pegunungan, mendinginkan panasnya dunia yang kerap penuh ketidakadilan.

Corong itu adalah simbol perlawanan yang tak pernah redup. Ia seperti pohon beringin tua yang akarnya menghujam dalam, tak tergoyahkan oleh badai. Ancaman dan kekerasan hanya menjadi angin lalu baginya.

Dalam catatan sejarah manusia, corong itu hadir di medan perang, ruang sidang, hingga jalan-jalan penuh demonstrasi. Ia adalah gema hati nurani yang tak bisa dibungkam, pembawa suara kebenaran di tengah hiruk pikuk ketidakpastian.

Pers adalah benteng terakhir kejujuran. Ketika institusi lain runtuh oleh korupsi dan kebohongan, ia seperti batu karang yang tetap berdiri di tengah ombak ganas, menjadi sandaran bagi mereka yang mencari kebenaran.

Ia adalah penjaga kebebasan. Tanpa corong itu, kebebasan seperti burung tanpa sayap---hanya bayangan yang tak bisa terbang.

Empati adalah inti dari corong ini. Ia tidak hanya menyampaikan fakta, tetapi merasakan pedihnya luka dari setiap air mata yang jatuh. Ia seperti sebuah pelukan hangat di malam yang dingin, memberikan harapan bagi mereka yang hampir menyerah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun