2. Mengembangkan Pemahaman Kontekstual
Penelitian ini berusaha memahami bagaimana konteks tertentu memengaruhi perilaku atau pengalaman manusia. Dengan memahami konteks sosial, budaya, atau lingkungan, peneliti dapat memberikan gambaran yang lebih akurat tentang mengapa suatu fenomena terjadi.
Contoh: Penelitian kualitatif tentang pola komunikasi dalam keluarga miskin dapat mengungkap dinamika yang unik dan tidak terlihat dalam penelitian kuantitatif.
3. Menghasilkan Teori Baru
Pendekatan kualitatif sering digunakan untuk mengembangkan teori baru yang muncul langsung dari data lapangan. Hal ini dikenal sebagai pendekatan grounded theory. Misalnya, penelitian kualitatif tentang kepemimpinan di perusahaan startup dapat menghasilkan teori tentang gaya kepemimpinan yang efektif dalam organisasi kecil.
4. Memahami Perspektif dan Makna Subjektif
Penelitian ini membantu mengungkap bagaimana individu memahami atau memberikan makna pada pengalaman mereka.
Contoh: Studi kualitatif tentang pengalaman pasien kanker dalam menjalani kemoterapi dapat mengungkapkan harapan, ketakutan, atau strategi coping yang digunakan pasien.
5. Mengidentifikasi Masalah Sosial atau Budaya
Penelitian kualitatif sering digunakan untuk memahami isu-isu sosial, seperti diskriminasi, ketimpangan gender, atau kemiskinan. Tujuannya adalah untuk memberikan wawasan yang dapat membantu merancang intervensi atau kebijakan yang relevan.
6. Menghasilkan Deskripsi Mendalam
Penelitian kualitatif bertujuan untuk memberikan gambaran yang kaya dan terperinci tentang suatu fenomena.
Contoh: Studi tentang budaya kerja di pabrik tekstil dapat memberikan deskripsi mendalam tentang hubungan antara pekerja, manajer, dan kondisi kerja.
Validitas Penelitian Kualitatif: Tantangan, Pendekatan, dan Pentingnya dalam Studi Perilaku
Penelitian kualitatif kerap dianggap sebagai seni dalam dunia penelitian ilmiah. Dengan objek kajian yang sering kali kompleks dan subyektif, seperti pengalaman, perasaan, dan perilaku manusia, penelitian ini menghadirkan tantangan unik dalam membangun validitas. Berbeda dari penelitian kuantitatif yang memiliki indikator validitas yang lebih jelas melalui angka dan statistik, penelitian kualitatif membutuhkan pendekatan berbeda untuk memastikan keabsahannya. Namun, apakah validitas dalam penelitian kualitatif itu hanya mitos belaka? Bagaimana kita memastikan bahwa temuan yang dihasilkan benar-benar dapat dipercaya?