Laut jiwa menampung duka,
Namun tak hilang asa yang menyala.
Sebab di balik gelombang yang menggulung,
Ada tenang menanti, ada pelukan agung.
Cakrawala jiwa, cermin semesta,
Menuntun tanya pada siapa dan mengapa.
Adakah jawab di batas nirwana?
Ataukah hanya gema tanpa makna?
Jiwa menari dalam tarian takdir,
Kadang tersandung, kadang terpikir.
Namun langkah tak pernah terhenti,
Sebab keyakinan adalah sang mentari.
Di ujung cakrawala, jiwa menengadah,
Memandang langit, merasakan megah.
Bahwa hidup ini, meski berliku,
Adalah anugerah yang selalu dirindu.
Dan ketika hari akhirnya pudar,
Cakrawala jiwa pun tetap bersinar.
Ia melampaui batas ruang dan waktu,
Menyatu dengan yang abadi, yang satu.
Cakrawala jiwa, ruang jiwa manusia,
Mengajari kita arti kesetiaan dan cinta.
Bahwa dalam kedalaman yang tak terukur,
Ada cahaya yang abadi, tak pernah kabur.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H