Di bawah langit kelabu tanpa harapan,
Mereka berjalan dengan sepatu yang robek.
Hidup bergelut di tanah yang tak ramah,
Mimpi sirna ditelan debu setiap hari.
Tak ada pilihan lain, hanya bisa terbungkam.
Jari mereka keras seperti batu yang patah,
Menyambung nafkah dengan tulang dan keringat.
Jerit dalam hati tak pernah terdengar,
Karena suara mereka dibungkam oleh waktu.
Tak ada pilihan lain, hanya bisa terbungkam.
Tembok rumah kecil dari bambu rapuh,
Menyimpan cerita kesedihan semalam suntuk.
Anak-anak bermain dengan tawa yang pucat,
Tak tahu bagaimana dunia berputar.
Tak ada pilihan lain, hanya bisa terbungkam.
Kaki yang tak pernah lelah berjalan,
Melintasi jalanan tanpa tujuan.
Bekerja di ladang hingga senja menjelma,
Buruh yang tak pernah lepas dari kemiskinan.
Tak ada pilihan lain, hanya bisa terbungkam.
Di ruang gelap tanpa listrik dan kaca,
Lampu minyak menjadi penghibur yang redup.
Ada harapan, namun tak pernah sampai,
Hanya memeluk luka yang tak pernah sembuh.
Tak ada pilihan lain, hanya bisa terbungkam.
Pasar kecil tempat mereka berjuang,
Memanggil untung dengan dagangan seadanya.
Menyapa orang yang berlalu tanpa pandang,
Rezeki sejumput tak pernah berarti banyak.
Tak ada pilihan lain, hanya bisa terbungkam.
Lalu di malam yang penuh kerinduan,
Lagu pengamen bergema di sudut kota.
Kisah mereka yang lelah dan tak dianggap,
Disimpan di balik senyum yang tampak ramah.
Tak ada pilihan lain, hanya bisa terbungkam.
Ketika pejabat berpakaian mewah,
Berpesta di ruang yang penuh kemegahan,
Mereka hanya melihat dari kejauhan,
Kisah kelaparan tanpa bisa bersuara.
Tak ada pilihan lain, hanya bisa terbungkam.
Pagi hari mereka bangun tanpa keluhan,
Menyambut hari yang sama seperti kemarin.
Hidup ini seperti lingkaran yang tak pernah berakhir,
Mimpi dan kenyataan selalu bertabrakan.
Tak ada pilihan lain, hanya bisa terbungkam.
Akal mereka sering diuji oleh harapan,
Namun pilihan sering berakhir di jalan buntu.
Berjuang dengan tangan kosong di lembah sempit,
Hanya untuk bertahan hingga senja menjelang.
Tak ada pilihan lain, hanya bisa terbungkam.
Kepada siapakah mereka harus mengadu?
Bila dunia ini memalingkan wajahnya.
Tangis mereka terbenam dalam lantai yang keras,
Dimakan waktu dan ketakutan tanpa akhir.
Tak ada pilihan lain, hanya bisa terbungkam.
Mereka duduk di bawah pohon yang sama,
Berbagi cerita tanpa kata yang berarti.
Kisah perjuangan tak pernah berhenti,
Namun suara mereka senyap dan tak terdengar.
Tak ada pilihan lain, hanya bisa terbungkam.
Mimpi tentang rumah yang nyaman dan taman,
Selalu jadi khayalan yang terus berulang.
Dengan harapan yang tetap menguap,
Mereka berjalan tanpa tujuan yang pasti.
Tak ada pilihan lain, hanya bisa terbungkam.
Kisah ini mereka genggam di dalam hati,
Menyatu dengan keringat dan air mata.
Berjuang hingga semua rasa lelah menjadi sunyi,
Tanpa bisa menjeritkan suara pada dunia. Tak ada pilihan lain, hanya bisa terbungkam.
Mereka terdiam di sudut kota tua,
Menjadi penonton dalam panggung semu.
Kisah mereka tak pernah dimaknai,
Hanya bayangan yang terus berlari.
Tak ada pilihan lain, hanya bisa terbungkam.
Hidup mereka seharusnya menjadi perhatian,
Namun suara mereka seperti embun pagi.
Menghilang bersama tiupan angin yang sama,
Terbenam tanpa jejak yang berarti.
Tak ada pilihan lain, hanya bisa terbungkam.
Hari berganti, musim berlalu,
Namun mereka tetap di sini—tanpa kemajuan.
Menyaksikan kota berkembang, sementara mereka tetap sama,
Dalam sunyi yang tak pernah berakhir.
Tak ada pilihan lain, hanya bisa terbungkam.
Dan ketika fajar datang tanpa senyum,
Mereka bangkit dan berjalan tanpa kata.
Kisah mereka sederhana dan penuh kepasrahan,
Kisah tentang rakyat kecil yang selalu berjalan.
Tak ada pilihan lain, hanya bisa terbungkam.
Mereka ingin berbicara, namun suara terjebak,
Di balik kepasrahan dan debu kehidupan.
Kisah ini adalah sebuah bentuk perjuangan,
Yang hanya bisa mereka simpan dalam hati.
Tak ada pilihan lain, hanya bisa terbungkam.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H