Mohon tunggu...
Rudi Sinaba
Rudi Sinaba Mohon Tunggu... Pengacara - Advokat - Jurnalis

Menulis apa saja yang mungkin dan bisa untuk ditulis.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Diterkam Kesombongan

7 Desember 2024   15:34 Diperbarui: 7 Desember 2024   16:29 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Diterkam Kesombongan 

Jangan terlalu bangga dengan gelar di dada,
sampai kau harus lupa makna kerja kerasnya.
Ingatlah semua itu hanya titipan semata,
Karena dunia fana tak kekal selamanya.

Jangan merasa kuat dengan kekuasaan,
dengan jabatan tinggi yang kau banggakan.
Sehingga kau mendikte tanpa pertimbangan,
Sadarlah hidup ini penuh ujian.
Karena kuasa manusia tak lebih dari bayangan.

Jangan terlalu bangga dengan pengikut setia,
sampai kau harus menutup mata dari yang terluka.
Ingatlah hati yang tulus lebih berharga,
Karena keadilan adalah amanah yang mulia.

Jangan merasa berhak dengan tahta semu,
dengan segala hormat yang terus memburu.
Sehingga kau lupa langkah yang menuju,
Sadarlah kehormatan itu dari sikap yang syahdu.
Karena waktu bisa mencabutnya tanpa ragu.

Jangan terlalu bangga dengan suara pujian,
sampai kau harus abai pada bisik kebenaran.
Ingatlah ketulusan tak butuh sanjungan,
Karena puja hanya asap tanpa landasan.

Jangan merasa hebat dengan kekayaan,
dengan limpahan materi di genggaman tangan.
Sehingga kau meremehkan yang kekurangan,
Sadarlah hidup ini saling membutuhkan.
Karena semua itu bisa sirna dalam sekejapan.

Jangan terlalu bangga dengan keputusanmu,
sampai kau harus tuli pada suara rakyatmu.
Ingatlah setiap pilihan harus bermutu,
Karena mereka menggantungkan harap padamu.

Jangan merasa aman dengan penjaga di sekitarmu,
dengan tameng hukum yang kau manipulasi waktu.
Sehingga kau tak peduli dosa yang bertumpu,
Sadarlah hukum semesta tak pernah berlalu.
Karena keadilan ilahi selalu menuntut yang semu.

Jangan terlalu bangga dengan langkahmu hari ini,
sampai kau harus lupa menyiapkan esok pagi.
Ingatlah, takdir adalah misteri,
Karena kesombongan hanya menunda tragedi.

Jangan merasa kau tak tergoyahkan,
dengan kuasa yang membuatmu terlena.
Sehingga lupa kerapuhan di setiap hembusan,
Sadarlah tak ada yang abadi dalam dunia fana.
Karena jatuhmu bisa lebih keras dari dugaan.

Jangan terlalu bangga dengan senyuman palsu,
sampai kau harus bersembunyi di balik tirai tipu.
Ingatlah, dusta membakar diri perlahan,
Karena kejujuran adalah nafas kebenaran.

Jangan merasa tinggi dengan memandang rendah,
dengan sikap congkak yang membuatmu gundah.
Sehingga kau lupa hakikat manusia,
Sadarlah hidup ini untuk saling membantu.
Karena tiada yang lebih indah dari kerendahan hati.

Jangan terlalu bangga dengan kemenanganmu,
sampai kau harus lupa perjalanan berat itu.
Ingatlah orang-orang yang mendukungmu,
Karena tanpanya kau tak mampu maju.

Jangan merasa puas dengan tepuk tangan,
dengan riuh sorak yang membuatmu terbuai.
Sehingga kau lupa nilai perjuangan,
Sadarlah semuanya hanya sementara.
Karena kemuliaan sejati lahir dari kerendahan hati.

Jangan terlalu bangga dengan hidupmu hari ini,
sampai kau harus melupakan siapa dirimu dulu.
Ingatlah, roda selalu berputar,
Karena sombong hanya mempercepat kejatuhan.

Jangan merasa terlindungi dengan semua sandiwara,
dengan topeng kebesaran yang kau mainkan.
Sehingga lupa wajah aslimu perlahan tersingkap,
Sadarlah dunia selalu mengungkapkan kebenaran.
Karena kesombongan hanya melahirkan kehancuran.

Jangan terlalu bangga dengan segalanya,
sampai kau lupa apa tujuan sebenarnya.
Ingatlah hidup ini adalah amanah,
Karena akhir cerita hanya milik Yang Kuasa.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun