Mohon tunggu...
Rudi Sinaba
Rudi Sinaba Mohon Tunggu... Pengacara - Advokat - Jurnalis

Alamat Jln. Tj, Jepara No.22 Kota Luwuk Kab. Banggai, Provinsi Sulawesi Tengah.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Eksistensi Ketuhanan: Menurut Ajaran Rene Descartes

3 Desember 2024   16:41 Diperbarui: 3 Desember 2024   17:46 49
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pengantar

Pencarian untuk membenarkan eksistensi Tuhan telah menjadi salah satu tema penting dalam pemikiran dan kehidupan spiritual. Seiring dengan tantangan zaman yang semakin kompleks, banyak orang yang mencari cara untuk memahami dan membenarkan eksistensi Tuhan. Sering kali, pencarian ini berfokus pada ajaran agama dan kepercayaan tradisional. Namun, ada sebuah alternatif yang menarik: pendekatan berbasis akal, yang digagas oleh René Descartes melalui konsep Cogito Ergo Sum"Aku berpikir, maka aku ada."

Dengan menggali lebih dalam konsep ini, kita tidak hanya dapat memahami dunia material melalui akal, tetapi juga melihat bagaimana akal dapat digunakan untuk merambah dimensi transenden seperti Tuhan. Melalui pemikiran rasional ini, kita dapat membuka ruang bagi dialog antara rasionalitas dan spiritualitas, yang memungkinkan kita untuk mempertanyakan, merenung, dan akhirnya menemukan pemahaman yang lebih dalam tentang eksistensi Tuhan. Pendekatan ini memberikan pandangan baru yang inklusif, di mana akal dan iman tidak dipandang sebagai dua hal yang terpisah, melainkan sebagai elemen yang saling melengkapi.

Artikel ini akan membahas bagaimana Cogito Ergo Sum tidak hanya menjelaskan eksistensi manusia, tetapi juga dapat dijadikan jalan untuk memahami dan membenarkan eksistensi Tuhan, melalui cara berpikir yang rasional dan kritis.

Rene Descartes Filsuf Revolusioner

René Descartes, seorang filsuf Prancis abad ke-17, adalah tokoh besar yang mendefinisikan ulang filsafat Barat melalui konsepnya yang terkenal: "Cogito Ergo Sum" (Aku berpikir, maka aku ada). Konsep ini lahir dari pergulatan Descartes untuk menemukan dasar pengetahuan yang tidak dapat diragukan. Dengan pemikiran ini, ia tidak hanya mengukuhkan keberadaan manusia tetapi juga memberikan landasan untuk membahas hal-hal yang melampaui dunia fisik, seperti Tuhan dan realitas transenden.

Descartes lahir di La Haye, Prancis, pada tahun 1596. Sebagai seorang ilmuwan, matematikawan, dan filsuf, ia dikenal karena pendekatannya yang rasionalistik dan skeptis. Dalam Meditations on First Philosophy (1641), ia menjelaskan bagaimana keraguan dapat membawa manusia pada kebenaran yang tak tergoyahkan.

1. "Cogito Ergo Sum" sebagai Titik Tolak Realitas

Descartes memulai pencariannya dengan skeptisisme radikal. Ia meragukan segalanya: indra, dunia fisik, bahkan keberadaan tubuhnya sendiri. Namun, satu hal yang tidak dapat ia ragukan adalah kenyataan bahwa ia sedang meragukan. Dari sini lahir proposisi Cogito Ergo Sum, yang berarti bahwa keberadaan manusia terjamin selama ia berpikir.

Kesadaran sebagai Fondasi:

"Cogito" menempatkan kesadaran diri sebagai dasar segala sesuatu. Dalam berpikir, manusia menemukan dirinya sebagai entitas yang tidak dapat disangkal. Pikiran adalah inti dari eksistensi, yang melampaui dimensi fisik dan membuka jalan menuju realitas transenden.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun