Kini aku berdiri di hadapanmu,
Menatap retak sebagai guru,
Mengajarkan jiwa tuk selalu maju,
Meski rapuh, tetap berpadu.
Kita semua adalah bingkai retak,
Menyimpan kisah, tak semua utuh,
Namun di balik luka, tetap bijak,
Menyusuri hidup walau tak runtut.
Bingkai tua, tetaplah di situ,
Jangan kau jatuh, pecah tanpa sisa,
Sebab retakmu, adalah penentu,
Bahwa luka bisa menjadi puisi kita.
Hingga waktu akhirnya berhenti,
Aku akan mengenang retak ini,
Sebagai tanda hidup pernah berarti,
Meski tak sempurna, tetap abadi.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI