Mohon tunggu...
Rudi Sinaba
Rudi Sinaba Mohon Tunggu... Pengacara - Advokat - Jurnalis

Alamat Jln. Tj, Jepara No.22 Kota Luwuk Kab. Banggai, Provinsi Sulawesi Tengah.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kritik Atas Ajaran Sigmund Freud

29 November 2024   22:21 Diperbarui: 29 November 2024   22:21 31
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pendahuluan

Sigmund Freud (1856--1939) adalah seorang dokter, ahli saraf, dan pendiri psikoanalisis, sebuah pendekatan untuk memahami perilaku manusia melalui penggalian bawah sadar. Freud lahir di Freiberg, Moravia (kini Pbor, Republik Ceko), dan pindah ke Wina, Austria, saat masih kecil.

Ia awalnya berlatih sebagai dokter saraf, tetapi kemudian beralih ke studi tentang psikologi setelah bekerja dengan pasien yang mengalami gangguan saraf. Pengalaman ini, terutama dalam menangani kasus histeria bersama Josef Breuer, memotivasinya untuk mengeksplorasi peran bawah sadar dalam kehidupan manusia.

Karya-karyanya seperti The Interpretation of Dreams (1900) dan Three Essays on the Theory of Sexuality (1905) menempatkannya sebagai tokoh penting dalam perkembangan teori psikologi modern.

Pokok-Pokok Ajaran Freud

Freud mengembangkan berbagai konsep utama dalam psikologi. Berikut adalah penjelasan dari pokok-pokok ajarannya:

1. Struktur Kepribadian (Id, Ego, Superego)

Freud membagi kepribadian manusia menjadi tiga komponen utama:

Id: Bagian primitif dan instingtif dari kepribadian yang berisi dorongan dasar seperti seksualitas dan agresi. Id beroperasi berdasarkan prinsip kesenangan (pleasure principle), yakni mencari kepuasan instan tanpa memedulikan realitas atau moralitas.

Ego: Bagian rasional yang bertindak sebagai mediator antara id dan dunia luar. Ego bekerja berdasarkan prinsip realitas (reality principle), yaitu mencari cara yang realistis untuk memenuhi kebutuhan id.

Superego: Representasi nilai-nilai moral dan ideal sosial, sering kali berbentuk hati nurani. Superego menekan keinginan id yang tidak dapat diterima secara moral.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun