fallacy (kesalahan logis) dalam argumen
Menghindari logicalDalam setiap diskusi atau debat, argumen logis adalah pondasi utama untuk meyakinkan lawan bicara atau audiens. Namun, sering kali tanpa sadar, kita terjebak dalam kesalahan logis (logical fallacy) yang justru melemahkan posisi kita. Misalnya, seseorang menyerang kepribadian lawan (ad hominem) alih-alih menjawab inti argumen. Atau, membuat klaim berlebihan seperti, "Jika kita tidak setuju, ini pasti akan menjadi akhir dunia."
Kesalahan logis ini tidak hanya merusak kredibilitas, tetapi juga menghambat diskusi yang sehat. Maka, bagaimana kita bisa menghindarinya? Artikel ini akan membahas cara-cara menghindari logical fallacy, lengkap dengan pandangan para ahli filsafat dan contoh-contoh nyata yang relevan.
1. Pahami Jenis-Jenis Logical Fallacy
Logical fallacy adalah kesalahan dalam penalaran yang tampaknya logis tetapi sebenarnya tidak valid. Menurut filsuf Aristoteles, logika adalah alat untuk menemukan kebenaran, dan logical fallacy adalah kebalikannya---jebakan akal.
Beberapa jenis logical fallacy yang sering terjadi adalah:
Ad Hominem: Menyerang pribadi lawan, bukan argumennya. Contoh: "Kamu tidak bisa dipercaya karena kamu bukan seorang ahli!" Padahal, yang seharusnya diuji adalah argumennya, bukan status pribadinya.
Strawman: Membuat versi lemah dari argumen lawan. Misalnya, "Dia ingin menaikkan pajak, jadi dia pasti ingin menghancurkan ekonomi!" Padahal, argumen sebenarnya bisa jauh lebih kompleks.
False Dilemma: Mengasumsikan hanya ada dua pilihan. Contoh: "Kita harus memilih antara kebebasan atau keamanan." Padahal, mungkin saja kedua hal ini bisa berdampingan.
Contoh:
Dalam politik, kesalahan seperti ad hominem sering muncul. Sebagai contoh, kandidat pemilu diserang dengan isu pribadi, seperti latar belakang keluarga, tanpa menyentuh ide-ide yang mereka tawarkan.
2. Fokus pada Logika Formal