Gaza, Menangislah Demi Anak-anakmu
Gaza, merataplah, karena anak-anakmu bermandi darah,
Dihujam durjana, walau mereka tak bersalah,
Namun dunia seakan membisu tanpa arah,
Hanya tangismu yang bergema di hamparan tanah.
Gaza, bersedihlah, anak-anakmu terluka parah,
Ditebas pedang kesombongan yang begitu marah,
Walau nyawa meregang, hati mereka tak lelah,
Namun dunia hanya menatap tanpa gelisah.
Gaza, menangislah, di bawah langit yang retak,
Tangis anak-anakmu bagai nyanyian yang pekak,
Keadilan terhuyung, digulung gelombang yang kejam dan galak,
Namun dunia memilih diam, berpaling, dan enggan beranjak.
Gaza, bertahanlah, walau luka tak pernah sirna,
Jerit anak-anakmu menggema hingga ke surga,
Duka ini panjang, harapan tetap memeluk dada,
Namun dunia tetap membisu, seolah tiada rasa.
Gaza, merataplah, darah anak-anakmu mencoreng bumi,
Jejak langkah kecil mereka kini terhenti,
Mimpi mereka direnggut oleh tirani,
Namun dunia hanya berbisik tanpa arti.
Gaza, bersedihlah, peluru merobek jiwa polos,
Hati para ibu terhimpit duka yang tak terbalas,
Walau cinta masih bertahan di reruntuhan keras,
Namun dunia tetap buta, tak merasa tegas.
Gaza, menangislah, di bawah bayangan maut,
Tangisan anak-anakmu kian menyayat kalut,
Keadilan seakan hanyut dalam janji yang palsu,
Namun dunia memilih tutup mata dalam kelu.
Gaza, bertahanlah, walau malam semakin pekat,
Doa anak-anakmu melangit tanpa sekat,
Duka ini luka yang menusuk hingga ke dekat,
Namun dunia terus berlalu tanpa melihat.
Gaza, merataplah, tanahmu berselimut debu,
Tangis dan darah menjadi saksi bisu,
Harapan terkubur di antara hati yang terpaku,
Namun dunia diam, tak mengulurkan satu laku.
Gaza, bersedihlah, pada malam yang tak berujung,
Duka anak-anakmu menjadi suara yang terkurung,
Walau hati tetap melawan dalam jiwa yang murung,
Namun dunia tak pernah ingin terjun.
Gaza, menangislah, meski lelah mendera tubuh,
Air mata anak-anakmu bagai sungai yang penuh,
Walau luka tak sembuh, cinta tetap bergemuruh,
Namun dunia terus terdiam dalam keteduhan semu.
Gaza, bertahanlah, walau langkah terasa berat,
Jerit anak-anakmu terus menjadi hikayat,
Dalam kehancuran, mereka tetap kuat,
Namun dunia memilih tak berbuat.
Gaza, merataplah, darah anak-anakmu mengalir deras,
Jejak mereka terhapus oleh sejarah yang keras,
Mimpi kecil mereka tertelan malam yang ganas,
Namun dunia membiarkan, tanpa tegas.
Gaza, bersedihlah, reruntuhan menjadi ranjang mereka,
Dalam tidur yang abadi, cinta tetap menyeka,
Walau nyawa telah pergi, jiwa tetap membara,
Namun dunia hanya terpaku pada luka yang tak teraba.
Gaza, menangislah, di bawah langit penuh debu,
Tangisan anak-anakmu terus menjadi suara pilu,
Walau mereka telah tiada, semangat tetap bersatu,
Namun dunia tetap saja membisu.
Gaza, bertahanlah, walau harapan kian pudar,
Dalam setiap darah, ada kisah yang terus menggetar,
Dalam kehancuran, semangat tak pernah gusar,
Namun dunia tetap tak mendengar.
Gaza, merataplah, luka ini terlalu dalam,
Darah anak-anakmu membasahi bumi yang kelam,
Walau air mata telah kering, doa terus menggenang,
Namun dunia tetap berlalu tanpa peduli yang mendalam.
Gaza, bersedihlah, di bawah hujan senjata,
Tangisan anak-anakmu menggema tanpa jeda,
Walau malam panjang, harapan tetap meraja,
Namun dunia tetap bisu tanpa daya.
Gaza, menangislah, biarkan air mata menjadi saksi,
Duka anak-anakmu mengiris relung nurani,
Walau malam terus menghitam, cinta tetap abadi,
Namun dunia memilih tak peduli.
Gaza, bertahanlah, walau luka tak pernah reda,
Tangis anak-anakmu terus menggema hingga surga,
Walau duka ini berat, doa tetap menyala,
Namun dunia memilih menutup mata, tanpa suara.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI