Mohon tunggu...
Rudi Sinaba
Rudi Sinaba Mohon Tunggu... Pengacara - Advokat - Jurnalis

Alamat Jln. Tj, Jepara No.22 Kota Luwuk Kab. Banggai, Provinsi Sulawesi Tengah.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Sungai Tak Berhilir

14 November 2024   11:38 Diperbarui: 14 November 2024   13:15 66
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sungai Tak Berhilir

Mengalir kau, wahai sungai
Membawa cerita dari hulu, menyesaki dada dengan duka
Rimba sunyi tempatmu bermula,
Tapi tak ada laut menunggumu di sana

Air jernih berubah keruh,
Oleh jejak kota yang berpesta pora
Menelan harap para nelayan tua,
Yang setia menanti ikan yang tak pernah tiba

Di tepi sungai, bocah berlarian
Tertawa, berkejaran dengan daun-daun gugur
Tak tahu mereka, aliran ini tak berakhir
Di mana pelabuhan? Di mana muara?

Hanya deru mesin yang terus menghujam,
Menguras bening hingga pekat,
Kehidupan yang ditelan sunyi,
Mengalir tanpa tahu ke mana

Sungai ini, sungai yang tersesat,
Mencari ujung, mencari pulang
Namun takdir menertawainya,
Mengurungnya dalam lingkaran kelam

Aku duduk di tepimu,
Mengintip bayangan yang kau bawa
Wajah-wajah yang pernah kucinta,
Larut bersama arus tak berkesudahan

Burung-burung pun mulai enggan,
Terbang rendah menyentuh permukaan,
Di mana hilir yang menjanjikan kehidupan?
Semua terseret dalam aliran tanpa ujung

Dulu, kau sungai yang permai
Tempat bersemayam ikan-ikan emas
Kini, semua pergi menghilang
Seiring hilangnya impian yang tak pernah pulang

Waktu bagimu adalah sang penyiksa,
Detik demi detik tanpa jeda
Menghanyutkan segala yang bermimpi
Menjadi kenangan yang terkubur di dasar

Kapal-kapal tua yang berkarat,
Bersandar tak pernah berlayar
Menanti hilir yang tak kunjung datang,
Mengutuki nasib dalam sunyi yang memecah

Cahaya bulan memantul pucat,
Mencari riak di atas permukaan
Tapi airmu tetap diam, beku
Bagaikan dongeng yang tak selesai dibacakan

Terkadang kurasa,
Kau adalah cermin bagi jiwa-jiwa kita
Mengalir tanpa tujuan pasti,
Tak tahu di mana akhir dari semua ini

Mungkin kau menanti hujan besar,
Yang bisa menghanyutkan segalanya
Atau badai yang menggulung,
Mengantar kau pada laut luas tak terjangkau

Tapi kini, kau tetap mengalir
Menjaga rahasia yang tak pernah terungkap
Mengisi waktu dengan kesunyian,
Mengabaikan waktu yang kian melepuh

Sungai tak berhilir,
Kau adalah saksi perjalanan takdir
Aku pun ingin menjadi seperti dirimu,
Mengalir, walau tak pernah sampai tujuan yang kutuju

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun