Seperti debu yang tertiup badai,
Menghilang perlahan, meninggalkan bayang,
Menyatu dengan malam, sunyi tak bersuara,
Meniti mimpi yang sia-sia.
Kini ku pasrah pada sang takdir,
Melepas mimpi yang kian getir,
Mendengar alunan doa di antara bintang,
Mengharap terang dalam hati yang bimbang.
Tersungkur di kaki langit yang pudar,
Menatap sang fajar yang tak lagi menawar,
Namun dalam kegelapan ku temukan terang,
Sekecil lilin yang nyala tak kunjung hilang.
Ku bisikkan harap di sela angin,
Membawa resah pada awan yang dingin,
Biarlah ku terbang, meski tanpa sayap,
Meniti mimpi, meski tanpa peluk hangat.
Di kaki langit, ku temukan damai,
Tersungkur dalam sujud yang tak berkelai,
Meski hidup hanya bayang yang semu,
Ada harap, ada cinta yang menunggu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H