Mohon tunggu...
Rudi Sinaba
Rudi Sinaba Mohon Tunggu... Pengacara - Advokat - Jurnalis

Alamat Jln. Tj, Jepara No.22 Kota Luwuk Kab. Banggai, Provinsi Sulawesi Tengah.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Kata Tak Bermakna

12 November 2024   10:04 Diperbarui: 12 November 2024   10:37 54
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.gettyimages.com/

Kata Tak Bermakna

Kata terucap mengalir deras,Namun sering kali tanpa makna yang jelas.Lalu lenyap, hilang tak berjejak,
Bagai angin di musim yang rapuh dan retak.

Suara bergema di antara bisikan sunyi,
Mengguncang hati, tapi tak berisi.
Janji yang terlontar tanpa rasa,
Seperti mimpi yang pudar di ujung masa.

 Bibir bergetar, lidah berucap,
Melontar kata tanpa arah yang tepat.
Dalam keheningan ia menghilang,
Menguap, tersapu tanpa kenang.

Lalu apa guna kata-kata ini,
Jika hanya menambah luka yang tak terobati?
Janji, puji, atau sumpah palsu,
Semua hanya berujung semu.

Lidah melantun tanpa hati,
Merangkai kalimat, namun hampa di nurani.
Seolah dunia hanya panggung sandiwara,
Di mana kata-kata hanya aksara belaka.

Harapan yang tertanam dalam tutur,
Tertelan malam, lenyap dalam kabut nan suram.
Kata-kata menjelma jadi asap,
Tak berbekas, hanya getir yang tersisa.

 Sejuta kata mungkin terucap,
Namun tak satu pun benar terengkuh erat.
Apalah arti kata tanpa rasa,
Jika tak pernah sampai di jiwa yang terbuka.

Di antara baris kalimat yang panjang,
Hati yang terluka tak terjamah bimbang.
Kata tak bermakna adalah pisau tajam,
Menorehkan luka di tempat yang terdalam.

Di dunia yang gemuruh oleh suara,
Terselip sunyi dalam banyak kata.
Bisikan jiwa tak terdengar lagi,
Tertimbun lautan kata yang basi.

Kata-kata terbang tinggi di udara,
Hilang, hanyut dalam kabut asa.
Tak ada makna, hanya retorika,
Mengukir cerita yang tak berharga.

Cinta, janji, semua terdengar fana,
Terselubung dalam kata-kata hampa.
Menjanjikan langit tanpa dasar,
Membawa jiwa terjerembap tanpa sadar.

Maka biarlah kata-kata pergi,
Membaur dalam sunyi yang abadi.
Hanya rasa yang sejati terlahir tanpa kata,
Sebab makna selalu tersirat dalam hati yang terbuka.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun