Kata Tak Bermakna
makna yang jelas.Lalu lenyap, hilang tak berjejak,
Bagai angin di musim yang rapuh dan retak.
Suara bergema di antara bisikan sunyi,
Mengguncang hati, tapi tak berisi.
Janji yang terlontar tanpa rasa,
Seperti mimpi yang pudar di ujung masa.
 Bibir bergetar, lidah berucap,
Melontar kata tanpa arah yang tepat.
Dalam keheningan ia menghilang,
Menguap, tersapu tanpa kenang.
Lalu apa guna kata-kata ini,
Jika hanya menambah luka yang tak terobati?
Janji, puji, atau sumpah palsu,
Semua hanya berujung semu.
Lidah melantun tanpa hati,
Merangkai kalimat, namun hampa di nurani.
Seolah dunia hanya panggung sandiwara,
Di mana kata-kata hanya aksara belaka.
Harapan yang tertanam dalam tutur,
Tertelan malam, lenyap dalam kabut nan suram.
Kata-kata menjelma jadi asap,
Tak berbekas, hanya getir yang tersisa.
 Sejuta kata mungkin terucap,
Namun tak satu pun benar terengkuh erat.
Apalah arti kata tanpa rasa,
Jika tak pernah sampai di jiwa yang terbuka.
Di antara baris kalimat yang panjang,
Hati yang terluka tak terjamah bimbang.
Kata tak bermakna adalah pisau tajam,
Menorehkan luka di tempat yang terdalam.
Di dunia yang gemuruh oleh suara,
Terselip sunyi dalam banyak kata.
Bisikan jiwa tak terdengar lagi,
Tertimbun lautan kata yang basi.
Kata-kata terbang tinggi di udara,
Hilang, hanyut dalam kabut asa.
Tak ada makna, hanya retorika,
Mengukir cerita yang tak berharga.
Cinta, janji, semua terdengar fana,
Terselubung dalam kata-kata hampa.
Menjanjikan langit tanpa dasar,
Membawa jiwa terjerembap tanpa sadar.
Maka biarlah kata-kata pergi,
Membaur dalam sunyi yang abadi.
Hanya rasa yang sejati terlahir tanpa kata,
Sebab makna selalu tersirat dalam hati yang terbuka.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H