Mohon tunggu...
Rudi Sinaba
Rudi Sinaba Mohon Tunggu... Pengacara - Advokat - Jurnalis

Alamat Jln. Tj, Jepara No.22 Kota Luwuk Kab. Banggai, Provinsi Sulawesi Tengah.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Perilaku Baik atau Jahat Bukan Takdir, tapi Pilihan Pribadi

4 November 2024   18:20 Diperbarui: 4 November 2024   20:14 58
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Contoh nyata adalah kasus remaja yang tidak diajarkan tentang pentingnya empati dan kerja sama. Mereka mungkin cenderung mengisolasi diri dari teman-teman mereka, yang pada gilirannya dapat menyebabkan masalah sosial dan emosional di kemudian hari. Ketidakmampuan untuk berinteraksi secara positif dapat menciptakan perasaan kesepian dan keterasingan, yang sering kali menjadi faktor pemicu perilaku negatif.

Pentingnya pilihan dalam perilaku ini juga bisa dilihat dalam perjalanan hidup tokoh-tokoh yang berhasil mengatasi masa lalu mereka. Misalnya, Oprah Winfrey, yang tumbuh dalam kondisi sulit dan mengalami berbagai tantangan, memilih untuk belajar dan berkembang, menjadi salah satu tokoh paling berpengaruh di dunia. Keputusan dan pilihan yang diambilnya untuk belajar dan berbuat baik telah menginspirasi jutaan orang.

Dampak Jangka Panjang

Perilaku buruk yang tidak ditangani dapat berakumulasi, menciptakan dampak jangka panjang yang merugikan. Hal ini menekankan pentingnya pendidikan karakter dan pembelajaran tentang sikap positif. Mengajarkan anak-anak untuk menjadi individu yang baik tidak hanya akan membantu mereka dalam pengembangan pribadi tetapi juga akan berkontribusi pada masyarakat yang lebih baik.

Seperti yang diungkapkan oleh seorang filsuf pendidikan, John Dewey, "Apa yang harus kita lakukan adalah mengubah lingkungan kita sehingga setiap individu dapat mengembangkan diri mereka sepenuhnya." Ini menunjukkan bahwa lingkungan yang mendukung sangat penting dalam proses pembentukan karakter. Misalnya, program-program rehabilitasi yang fokus pada pendidikan dan pembelajaran bagi narapidana menunjukkan bahwa banyak individu yang terlibat dalam kejahatan dapat bertransformasi jika diberikan kesempatan untuk belajar dan berkembang.

Kesimpulan

Karakter dan sikap adalah hasil dari pembelajaran dan usaha, bukan produk dari genetik yang tak terhindarkan. Dengan menanamkan nilai-nilai positif sejak dini dan mendorong individu untuk belajar dan berkembang, kita dapat membangun masyarakat yang lebih baik. Kesadaran bahwa kita memiliki kekuatan untuk memilih sikap kita sendiri dapat memberikan motivasi untuk menjadi orang yang lebih baik dan berkontribusi secara positif terhadap dunia di sekitar kita.

Dengan menekankan pentingnya usaha dan pembelajaran dalam membentuk karakter, kita dapat membantu setiap individu menyadari potensi mereka untuk berbuat baik. Ini bukan hanya tugas individu, tetapi juga tanggung jawab kita semua untuk menciptakan lingkungan yang mendukung perkembangan karakter yang positif, sehingga tidak ada lagi anggapan bahwa seseorang terlahir sebagai penjahat. Sebaliknya, setiap orang memiliki kesempatan yang sama untuk belajar, tumbuh, dan membuat pilihan yang baik dalam hidup mereka.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun