Mohon tunggu...
Rudi Sinaba
Rudi Sinaba Mohon Tunggu... Pengacara - Advokat - Jurnalis

Alamat Jln. Tj, Jepara No.22 Kota Luwuk Kab. Banggai, Provinsi Sulawesi Tengah.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Mengapa Einstein Mengatakan "Tuhan Tidak Bermain Dadu"

27 Oktober 2024   19:47 Diperbarui: 27 Oktober 2024   19:47 68
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dalam pandangannya, ada kemungkinan bahwa variabel tersembunyi, parameter yang tidak terukur dalam mekanika kuantum, ada dan dapat menjelaskan keterkaitan antara partikel-partikel yang tampak acak. Hal ini diungkapkan dalam argumen EPR (Einstein-Podolsky-Rosen), di mana Einstein dan rekan-rekannya berargumen bahwa jika dua partikel terikat menunjukkan korelasi dalam hasil pengukuran meskipun terpisah jauh, maka ada variabel yang tidak terukur yang menjelaskan hubungan tersebut.

4. Keindahan dan Keteraturan Alam: 

Einstein percaya bahwa alam semesta beroperasi dengan keindahan dan keteraturan, yang mencerminkan hukum-hukum matematis yang mendasarinya. Ia sering berbicara tentang "pikiran Tuhan" sebagai cara untuk menggambarkan keteraturan dan keindahan dalam fisika. Dengan menolak pandangan probabilistik, Einstein mengajak kita untuk melihat bahwa di balik fenomena yang tampak acak, terdapat keteraturan yang lebih dalam.

Pandangan tentang Tuhan

Meskipun Einstein dikenal sebagai seorang agnostik, ia memiliki pandangan yang kompleks tentang Tuhan. Ia tidak mempercayai Tuhan dalam konteks religius tradisional, tetapi ia menghargai ide tentang kekuatan atau prinsip yang lebih tinggi yang mengatur alam semesta. Einstein percaya bahwa di balik fenomena yang tampak acak dan kompleks, ada keteraturan yang lebih dalam. Dengan demikian, ia melihat hukum fisika sebagai manifestasi dari suatu kekuatan yang lebih besar, yang bisa dianggap sebagai prinsip ilahi.

Implikasi Filosofis

Pandangan Einstein tentang keteraturan alam dan Tuhan membawa implikasi filosofis yang signifikan. Ia berpendapat bahwa pengetahuan ilmiah seharusnya bersifat objektif dan universal, serta bahwa kebenaran tidak dapat ditentukan hanya berdasarkan hasil eksperimen kuantum yang probabilistik. Keyakinannya akan keteraturan dan keindahan dalam hukum fisika mencerminkan pencarian makna yang lebih dalam dalam kehidupan dan alam semesta.

Kesimpulan

Albert Einstein tidak hanya seorang ilmuwan yang menjelajahi hukum-hukum fisika, tetapi juga seorang pemikir yang merenungkan pertanyaan-pertanyaan filosofis dan teologis. Pandangannya tentang keteraturan alam sebagai manifestasi dari suatu prinsip ilahi menunjukkan bahwa ia melihat hubungan antara sains dan spiritualitas. Dengan menolak sifat acak dari realitas, Einstein mengajak kita untuk mempertimbangkan adanya keteraturan yang lebih dalam dan kekuatan yang mengatur alam semesta. Dalam pencarian kita untuk memahami dunia ini, pemikiran Einstein menawarkan perspektif yang menarik dan mendalam tentang keterkaitan antara ilmu pengetahuan dan iman.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun