Mohon tunggu...
Rudi Sinaba
Rudi Sinaba Mohon Tunggu... Pengacara - Advokat - Jurnalis

Alamat Jln. Tj, Jepara No.22 Kota Luwuk Kab. Banggai, Provinsi Sulawesi Tengah.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Kebijakan Hilirisasi dalam Debat Imajiner Faisal Basri Vs Luhut Dipandu Joseph Stiglitz

27 Oktober 2024   02:57 Diperbarui: 27 Oktober 2024   03:30 81
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Benar bahwa ada tantangan lingkungan, tapi kita sudah siapkan regulasi ketat. Sebagai contoh, setiap perusahaan tambang wajib membangun fasilitas pengolahan limbah dan melakukan reklamasi lahan setelah masa produksi selesai.

Ini memang investasi mahal, tapi dampak jangka panjangnya bisa sangat baik untuk kemandirian ekonomi kita. Dan bicara soal defisit APBN, kita harus lihat bahwa investasi di hilirisasi akan mendongkrak pendapatan dalam beberapa tahun ke depan. Dengan hilirisasi, kita menambah nilai ekspor ini fakta, bukan hanya harapan.

(Moderator Menengahi)

Joseph Stiglitz: 

"Oh, ini jadi makin seru. Jadi, Faisal, Anda melihat hilirisasi membawa dampak lingkungan yang berbahaya dan menguntungkan investor asing lebih dari rakyat Indonesia. Sementara Pak Luhut, Anda percaya ini adalah strategi jangka panjang. Tapi bagaimana soal efek lingkungan yang Faisal sebutkan tadi?"

Faisal Basri:

 "Saya tahu kita semua ingin yang terbaik untuk Indonesia, Pak Luhut, tapi saya harus realistis. Tidak ada bukti bahwa regulasi lingkungan kita berjalan dengan ketat. Bahkan, dari laporan Greenpeace dan WALHI, banyak tambang yang tidak melakukan reklamasi lahan pasca-produksi. Selain itu, banyak perusahaan hanya 'menghijaukan' laporan, tetapi di lapangan, masyarakat merasakan kerusakan lingkungan yang nyata: air tercemar, hutan gundul, dan tanah yang tidak bisa lagi ditanami.

Kalau kita terus biarkan perusahaan asing mendominasi sektor ini tanpa pengawasan yang ketat, kita hanya menambah utang sosial dan ekologi untuk generasi mendatang. Lihat saja di Morowali, ada pencemaran sungai yang membuat warga harus membeli air bersih yang mahal, padahal dulu sungai itulah sumber air mereka. Ini jelas memukul daya beli masyarakat yang sudah lemah."

Luhut Binsar Pandjaitan: 

"Faisal, saya setuju bahwa ada tantangan di lapangan, tapi kita sedang memperbaikinya. Saya tidak menyangkal bahwa masih ada masalah dengan perusahaan yang lalai dalam tanggung jawab lingkungannya. 

Namun, kita sudah memulai kebijakan pengawasan ketat, dengan mewajibkan perusahaan melakukan pengelolaan limbah secara benar. Ini tidak hanya berlaku bagi perusahaan asing, tapi semua perusahaan tambang di Indonesia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun