Moderator (Najwa Shihab):
 Selamat datang di debat hari ini! Kita akan membahas isu yang sangat penting dan menarik: pertambangan, korupsi, dan dampaknya terhadap lingkungan serta hak masyarakat adat.
Bersama kita  telah hadir Prof. Emil Salim sang pejuang lingkungan sejati, dia akan menyajikan segala hal dari persepsi yang mengedepankan kepentingan lingkungan, masyarakat adat dan korupsi serta implikasinya, yang  terjadi di seputar tambang.Â
Sebaliknya dari sudut kontra hadir juga Menteri ESDM Bapak Bahlil Lahadalia yang akan mengutarakan pentingnya tambang untuk menyokong pembangunan nasional.
Mari kita mulai dengan pernyataan dari Bahlil Lahadalia, Menteri ESDM. Silakan!
Bahlil Lahadalia:Â
Terima kasih, Najwa. Pertambangan adalah motor penggerak ekonomi kita. Tanpa sektor ini, mungkin kita semua akan lebih sering berkeliling di jalanan dengan sepeda... atau bahkan berjalan kaki! Bayangkan, anggaran pemerintah untuk infrastruktur hanya dari pajak... Kita semua tahu pajak itu bikin stres, kan?
Moderator:Â
Haha, betul! Nah, Prof. Emil Salim, pembangunan memerlukan tambang sebagai penggerak, bagaimana tanggapan Anda terhadap pernyataan itu?
Prof. Emil Salim:Â
Terima kasih, Najwa. Meskipun saya setuju bahwa pertambangan bisa jadi penyumbang ekonomi, kita tidak bisa mengabaikan kerusakan yang ditimbulkannya. Misalnya, tambang emas di daerah Cikotok. Setelah dieksploitasi, lahan di sekitarnya layaknya kolam ikan yang dipenuhi limbah beracun, bukan ikan segar.
Bahlil Lahadalia:Â
Ya, tapi kita harus memilih. Apa kita mau anak-anak kita terima uang saku dari tambang atau dari kerusakan lingkungan yang bisa bikin mereka jadi ilmuwan untuk menyelamatkan dunia, misalnya menjadi dokter-dokter yang sangat kita butuhkan ?
Prof. Emil Salim: (tertawa)
 Itu benar, tetapi jika kita tidak hati-hati, anak-anak kita malah jadi dokter untuk menyembuhkan penyakit yang diakibatkan limbah tambang! Dan jangan lupakan korupsi, yang sering kali menyertai izin pertambangan. Seperti kata pepatah, "Uang bisa membeli segalanya, termasuk izin untuk merusak."
Moderator:Â
Menarik, Prof. Emil! Mari kita bicarakan dampak sosial. Banyak masyarakat adat yang hidup di sekitar lokasi tambang. Pak Bahlil, bagaimana pandangan Anda tentang hak masyarakat adat yang sering terabaikan dalam proses ini?
Bahlil Lahadalia:Â
Hak masyarakat adat memang penting, dan seharusnya diperhatikan dalam setiap proyek tambang. Namun, kita juga harus melihat bahwa seringkali masyarakat adat ini memerlukan bantuan untuk meningkatkan kualitas hidup mereka. Dengan pengembangan tambang, kita dapat menyediakan infrastruktur dan layanan publik yang lebih baik.
Prof. Emil Salim: (menanggapi)Â
Tapi, Pak Bahlil, apakah peningkatan infrastruktur itu bisa dibenarkan jika masyarakat adat dipaksa keluar dari tanah mereka?, Â Banyak kasus di mana izin tambang diberikan tanpa konsultasi yang memadai kepada masyarakat lokal. Seperti di Kalimantan, banyak masyarakat adat yang kehilangan hak atas tanah dan sumber daya yang telah mereka kelola selama berabad-abad.
Bahlil Lahadalia:
 Saya setuju bahwa harus ada dialog dengan masyarakat adat. Namun, kita juga perlu menunjukkan bahwa tidak semua tambang merugikan. Beberapa perusahaan bahkan berusaha untuk berkolaborasi dengan masyarakat adat dalam pengelolaan sumber daya alam.
Prof. Emil Salim: Itu bagus, tetapi kita tidak bisa mengabaikan banyak kasus di mana kesepakatan tersebut tidak adil. Banyak masyarakat adat merasa tertekan untuk menerima tawaran yang tidak menguntungkan. Dan korupsi di dalam pemerintahan seringkali membuat situasi pertambangan kita semakin parah.
Moderator:Â
Tentu, Prof. Emil. Kasus nyata menunjukkan bahwa korupsi sering kali memengaruhi hak masyarakat adat. Bagaimana Anda melihat solusi untuk isu ini, Prof. Emil?
Prof. Emil Salim:Â
Kita perlu memperkuat regulasi yang melindungi hak-hak masyarakat adat dan memastikan bahwa mereka dilibatkan dalam setiap keputusan yang berkaitan dengan tanah mereka. Mari kita tidak lupa bahwa melindungi lingkungan sama pentingnya dengan melindungi hak-hak sosial masyarakat.
Bahlil Lahadalia:
 Itu ide yang baik. Kita perlu mendorong transparansi dalam proses pengambilan keputusan dan memastikan bahwa keuntungan dari tambang dapat kembali ke masyarakat, termasuk masyarakat adat. Dengan cara ini, kita dapat menciptakan win-win solution.
Moderator: Mari kita mendengar pendapat terakhir masing-masing. Prof. Emil?
Prof. Emil Salim:Â
Terima kasih, Najwa. Saya ingin menekankan bahwa kita tidak bisa mengorbankan lingkungan demi keuntungan ekonomi jangka pendek. Kita harus berjuang untuk hak masyarakat adat dan memastikan bahwa suara mereka didengar dalam setiap keputusan. Bumi bukan warisan dari nenek moyang kita; kita meminjamnya dari anak cucu kita.
Bahlil Lahadalia:Â
Dan kita harus menemukan keseimbangan! Mari kita kembangkan sektor pertambangan dengan pendekatan berkelanjutan. Lagipula, siapa yang tidak ingin melihat anak cucu kita bermain di alam yang bersih sambil menikmati fasilitas yang baik dan dapat memandang hari esok yang cerah?.Â
Moderator (Najwa Shihab):Â
Terima kasih kepada kedua debater kita, Bahlil Lahadalia dan Prof. Emil Salim, atas diskusi yang mendalam dan penuh wawasan ini. Kita telah mendengar berbagai argumen yang sangat berharga mengenai pertambangan di Indonesia, dampaknya terhadap lingkungan, serta hak-hak masyarakat adat yang sering kali terabaikan.
Sebagaimana kita saksikan, ada dua sisi penting dalam isu ini. Di satu sisi, pertambangan dapat memberikan kontribusi signifikan bagi pertumbuhan ekonomi dan pembangunan infrastruktur. Di sisi lain, kita tidak boleh mengabaikan tantangan besar yang dihadapi, seperti kerusakan lingkungan dan pengabaian hak masyarakat yang telah hidup di tanah tersebut selama berabad-abad. Korupsi dalam proses perizinan juga menjadi ancaman serius yang harus dihadapi untuk memastikan bahwa hasil tambang dapat bermanfaat bagi seluruh lapisan masyarakat.
Oleh karena itu, sebagai warga negara yang peduli, kita semua memiliki tanggung jawab untuk berperan aktif dalam menciptakan keseimbangan antara kepentingan ekonomi dan perlindungan lingkungan. Mari kita dukung regulasi yang transparan dan inklusif, serta memastikan bahwa suara masyarakat, terutama masyarakat adat, didengar dalam pengambilan keputusan.
Kesadaran dan partisipasi kita sangat penting. Dengan cara ini, kita tidak hanya menjaga lingkungan untuk generasi mendatang, tetapi juga memastikan bahwa pembangunan yang kita lakukan benar-benar berkelanjutan dan membawa manfaat bagi semua pihak.
Mari kita semua bergerak bersama untuk menciptakan masa depan yang lebih baik, di mana keadilan sosial, keberlanjutan lingkungan, dan pertumbuhan ekonomi dapat berjalan seiring. Terima kasih atas perhatian Anda, dan sampai jumpa di diskusi berikutnya!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H