Bahlil Lahadalia:Â
Dan kita harus menemukan keseimbangan! Mari kita kembangkan sektor pertambangan dengan pendekatan berkelanjutan. Lagipula, siapa yang tidak ingin melihat anak cucu kita bermain di alam yang bersih sambil menikmati fasilitas yang baik dan dapat memandang hari esok yang cerah?.Â
Moderator (Najwa Shihab):Â
Terima kasih kepada kedua debater kita, Bahlil Lahadalia dan Prof. Emil Salim, atas diskusi yang mendalam dan penuh wawasan ini. Kita telah mendengar berbagai argumen yang sangat berharga mengenai pertambangan di Indonesia, dampaknya terhadap lingkungan, serta hak-hak masyarakat adat yang sering kali terabaikan.
Sebagaimana kita saksikan, ada dua sisi penting dalam isu ini. Di satu sisi, pertambangan dapat memberikan kontribusi signifikan bagi pertumbuhan ekonomi dan pembangunan infrastruktur. Di sisi lain, kita tidak boleh mengabaikan tantangan besar yang dihadapi, seperti kerusakan lingkungan dan pengabaian hak masyarakat yang telah hidup di tanah tersebut selama berabad-abad. Korupsi dalam proses perizinan juga menjadi ancaman serius yang harus dihadapi untuk memastikan bahwa hasil tambang dapat bermanfaat bagi seluruh lapisan masyarakat.
Oleh karena itu, sebagai warga negara yang peduli, kita semua memiliki tanggung jawab untuk berperan aktif dalam menciptakan keseimbangan antara kepentingan ekonomi dan perlindungan lingkungan. Mari kita dukung regulasi yang transparan dan inklusif, serta memastikan bahwa suara masyarakat, terutama masyarakat adat, didengar dalam pengambilan keputusan.
Kesadaran dan partisipasi kita sangat penting. Dengan cara ini, kita tidak hanya menjaga lingkungan untuk generasi mendatang, tetapi juga memastikan bahwa pembangunan yang kita lakukan benar-benar berkelanjutan dan membawa manfaat bagi semua pihak.
Mari kita semua bergerak bersama untuk menciptakan masa depan yang lebih baik, di mana keadilan sosial, keberlanjutan lingkungan, dan pertumbuhan ekonomi dapat berjalan seiring. Terima kasih atas perhatian Anda, dan sampai jumpa di diskusi berikutnya!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H